Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar Xiaomi asal Tiongkok, dilaporkan mendapatkan investasi dari sejumlah pemodal sebesar US$ 1 miliar yang membuat nilai perusahaan tersebut menjadi lebih dari US$ 45 miliar atau sekitar Rp 560,4 triliun.
Menurut laporan
Reuters, investasi kepada Xiaomi kali ini diberikan oleh pemodal ventura GIC asal Singapura, All-Stars Investment, dan ada pula DST Global and Yunfeng Capital yang tak lain adalah perusahaan ekuitas swasta yang berafiliasi dengan Alibaba Group asal Tiongkok.
Kabar ini datang dari sumber yang dekat dengan aksi korporasi itu, namun menolak untuk diidentifikasi. Sementara itu, pihak Xiaomi dan GIC menolak berkomentar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Xiaomi kini sedang jadi perhatian dalam industri ponsel pintar lantaran berani menawarkan ponsel dengan spesifikasi mumpuni namun dijual dengan harga terjangkau.
Sejak awal, Xiaomi memfokuskan pada ekspansi ke pasar negara berkembang seperti Asia Tenggara, Brasil, Meksiko, India, dan Indonesia. Mulanya mereka fokus pada jalur pembelian online, dan kini juga memperluas penjualan di toko fisik.
Pada akhir tahun 2013 lalu, Xiaomi mengatakan telah berhasil menjual sekitar 19 juta unit ponsel dan mentargetkan penjualan dua kali lipat pada 2014 ini.
Menurut laporan The Wall Street Journal, pada 2013 lalu Xiaomi berhasil meraih laba bersih US$ 566 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Angka ini memang tergolong sangat fantastis mengingat umur perusahaan yang kurang dari lima tahun.
Sebelumnya, Xiaomi mengumumkan ada investasi sebesar US$ 200 juta dari perusahaan manufaktur elektronik, Midea.
Menurut lembaga riset IDC, saat ini Xiaomi tercatat sebagai produsen ponsel pintar terbesar ketiga di dunia, dengan meraih pangsa pasar 5,3 persen hingga Oktober 2014. Posisi pertama dan kedua ditempati oleh Samsung dan Apple yang masing-masing meraih pangsa pasar 23,8 persen dan 12 persen.