TEKNOLOGI PELACAK

Lacak AirAsia QZ8501, BPPT Kirim Kapal Sinyal Sonar

CNN Indonesia
Senin, 29 Des 2014 12:27 WIB
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bakal mengerahkan kapal laut Barunajaya yang dibekali sensor Sonar untuk melacak keberadaan pesawat AirAsia QZ8501.
BPPT mengerahkan kapal laut Barunajaya yang dibekali teknologi sinyal Sonar untuk membantu melacak keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak. (Reuters/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bakal mengerahkan kapal laut Baruna Jaya untuk membantu melacak keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak saat terbang dari Surabaya ke Singapura pada Minggu (28/12) pagi.

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, Ridwan Djamaluddin mengatakan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengirimkan Baruna Jaya. Rencananya, kapal ini akan diisi oleh awak, teknisi, dan peneliti.

"Kami akan kerahkan satu kapal Baruna Jaya dengan kemampuan sinyal sonar kedalaman 2.500 meter dari permukaan laut," kata Ridwan saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapal juga akan membawa alat untuk mengirimkan dan menerima sinyal sonar di kedalaman 250 meter secara portabel.

Kepala Badan SAR Nasional FHB Soelistyo, mengatakan ada dugaan bahwa AirAsia QZ8501 berada di dasar laut. "Karena koordinat yang diberikan ada di laut, dugaan awal pesawat ada di dasar laut," ujarnya.

Sebagai catatan, koordinat tempat terakhir pesawat terlihat dalam radar Air Traffic Controller adalah 03.36.31 Lintang Selatan dan 109.41.46 Bujur Timur. Koordinat tersebut menunjukkan lokasi berada di sekitar Tanjung Pandan dan Pontianak atau di sekitar Selat Karimata antara Sumatera dan Kalimantan yang menghubungkan Laut Jawa dengan Laut China Selatan.

Sinyal sonar disebut Ridwan dapat dikirim dengan mengandalkan gelombang suara bawah air. Sinyal pantulan sonar akan diterima kembali oleh pusat kontrol di kapal untuk mengukur jarak, lalu mengkonversi menjadi objek visual.

"Kami bisa menerima gambar bentuk suatu objek yang ada di bawah laut," jelas Ridwan. Kapal ini juga dapat mendeteksi material logam yang ada di dasar laut.

Baruna Jaya sejatinya adalah kapal untuk kegiatan riset batimetri atau memetakan permukaan laut. Ia juga biasa dimanfaatkan untuk melacak harta karun.

Menurut catatan, Baruna Jaya terlibat dalam pencarian pesawat Boeing 737 Adam Air penerbangan 574 di Sulawesi Tenggara pada 2007, pencarian kapal feri Bahuga Jaya di Selat Sunda pada tahun 2012, dan pencarian KM Gurita di Sabang pada 1996.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER