Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang profesor perempuan bernama Gerardine Botte dari Universitas Ohio, Amerika Serikatm tengah berupaya membuat alat untuk mengubah urine menjadi air minum.
Botte adalah direktur pusat penelitian teknik elektrokimia Ohio University. Sejak melakukan penelitian sel bahan bakar pada 2002, ia menyadari hidrogen dan air dapat diambil dari urine.
"Ini adalah teknik mengambil urine dan membuat hidrogen dan air secara bersamaan," kata Botte seperti dikutip dari
USA Today.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya ini coba direalisasikan Botte melalui alat berbentuk tabung yang diberinama GreenBox. Ia mampu mengubah 20 mililiter urine menjadi 16 mililiter air bersih siap konsumsi.
Selain itu, GreenBox juga dapat mengubah urine menjadi hidrogen dan nitrogen sebagai produk sampingan. Kedua energi itu akan digabung dengan sel bahan bakar untuk memulihkan sekitar 53 persen energi dari GreenBox.
Misi ke MarsSekarang, proyek Botte ini terpilih sebagai 10 finalis kompetisi Mars One, sebuah proyek ambisius yang memberi kesempatan para ilmuwan di seluruh dunia untuk menciptakan teknologi yang bisa digunakan pada misi Mars di masa depan.
"Siapa yang tidak mau bermimpi untuk melakukan kontribusi kecil demi kesuksesan eksplorasi planet lain?," ujar Botte.
Jika inovasi Botte berhasil terpilih pada Mars One, GreenBox ciptaannya akan dibawa dalam penjelajahan ke Mars dalam misi nirawak tahun 2018.
Pada 2012 lalu, GreenBox dibeli oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk proyek pengelolaan air limbah.
Kompetisi Mars One diikuti oleh 35 universitas dari seluruh dunia. Pertengahan Desember lalu, seorang kandidat astronaut Mars One, Josh Richards, telah mendesain sistem bernama Helena yang diklaim dapat memproduksi oksigen di Mars. Helena juga masuk ke jajaran 10 finalis.
Dalam Mars One sendiri, nantinya empat manusia akan dikirim ke Mars pada 2024 sebagai pelopor lahirnya koloni manusia di planet merah tersebut.