Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengirim kapal keduanya untuk membantu dalam operasi evakuasi korbang kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Kapal bernama USS Fort Worth ini akan berangkat pada malam pergantian tahun.
Kapal ini sejatinya dirancang untuk berperang di laut. Ia membawa sebuah helikopter Seahawk MH-60R dan pesawat tanpa awak MQ-8B yang bisa lepas landas secara vertikal.
Pesawat tanpa awak itu telah dibekali kamera untuk melakukan pemantauan dari udara dan terhubung dengan pusat kontrol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat militer AS mengatakan langkah ini merupakan jawaban AS atas permintaan bantuan dari pemerintah Indonesia.
Selain kapal laut, AS juga akan mengirim pesawat pengintai P-8 dan dua tim penyelam untuk membantu mencari jasad korban. Jika serpihan atau jasad mengambang di perairan dangkal, mungkin teknologi pesawat pengintai ini tidak diperlukan.
Sebelumnya, pemerintah AS telah mengirim kapal laut USS Sampson yang kini telah tiba di perairan Selat Karimata. Kapal ini membawa dua helikopter MH-60R.
Penerbangan QZ8501, sebuah Airbus A320-200, kehilangan kontak dengan pusat kontrol lalu lintas udara pada Minggu (28/12), pada 06:17, ketika terbang dari Surabaya menuju Singapura.
Pesawat hilang kontak tak lama setelah pilot meminta perubahan rencana penerbangan karena alasan cuaca.
Saat ini, tim evakuasi yang dipimpin oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) sedang berupaya melakukan evakuasi. Kepala Badan SAR Nasional, F. Henry Bambang Sulistyo mengatakan, serpihan dan jasad itu berada di kedalaman 25 meter sampai 30 meter.
Semua temuan bakal dibawa ke Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, yang merupakan landasan terdekat dari lokasi temuan benda-benda maupun serpihan pesawat.