KONTROVERSI FOTO

Penyebar Foto Mesra Mirip Abraham Samad Bisa Dilacak

Aditya Panji, Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 14 Jan 2015 15:38 WIB
Penyelidikan digital bisa mengungkap pihak pertama yang menyebar foto tersebut. Lebih dalam lagi, membantu mengungkap motif di balik penyebaran foto.
Pelaku penyebaran foto mesra mirip Abraham Samad dan Elvira Devinamira Wirayanti bisa dilacak dengan penyelidikan digital. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pagi ini, Rabu (14/1), warga dikejutkan dengan beredarnya foto mesra sebuah pasangan, yang prianya mirip Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dengan perempuan yang mirip Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira Wirayanti. Untuk mengetahui keaslian foto tersebut, sejatinya bisa dilacak dengan melakukan penyelidikan digital.

Penyelidikan digital juga bisa mengungkap siapa pihak yang menyebarkan foto tersebut. Lebih dalam lagi, hal ini dapat membantu mengungkap motif di balik penyebaran foto tersebut.

Salah seorang jurnalis CNN Indonesia mendapatkan tujuh buah foto mirip Abraham dan Elvira ini dari alamat email [email protected] yang menggunakan nama pengguna Andini Wijayanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar penyelidikan digital Agung Harsoyo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengatakan asli-palsu foto tersebut. Ada tiga tahap panjang yang harus dilakukan untuk mengungkap keaslian dan penyebar foto tersebut.

Tiga tahap pelacakan

Pertama, pihak berwenang harus melakukan pelacakan pada tahap jaringan internet untuk mengetahui pengunggah atau pengirim pertama gambar tersebut.

"Kalau lewat internet, pasti melewati sekian hub. Internet memang kompleks, tapi riwayat pengirimannya bisa dilacak dan dicari sumber gambar yang otentik," jelas Agung kepada CNN Indonesia.

Pakar telekomunikasi Johar Alam Rangkuti, yang juga pendiri perusahaan pusat data IDC Indonesia, mengibaratkan cara melacak penyebar foto tersebut mirip seperti upaya melacak sumber pembuat konten yang menjadi viral di Twitter.

Sebuah konten yang viral akan mendapat banyak retweet atau dipublikasi ulang. Walaupun publikasi ulang itu telah melewati modifikasi, namun pihak pertama yang membuatnya masih bisa dilacak.

"Kurang lebih sama seperti melacak konten viral di Twitter, tapi tentu melacak di jaringan internet lebih rumit. Butuh keuletan untuk mendapatkan penyebar pertamanya," jelas Johar.

Ketika pihak pertama yang menyebarkan foto sudah didapatkan, maka tahap selanjutnya adalah meneliti metadata foto. Metadata menyimpan informasi tentang siapa yang memotret foto, tanggal pengambilan foto, dengan alat apa foto itu direkam, pengaturan kamera, hingga riwayat lokasi menyimpan foto tersebut.

Agung memprediksi bisa jadi metadata foto tersebut telah dihilangkan oleh pelaku untuk meninggalkan jejak. Tetapi, penyelidik digital bisa melihat metadata itu jika foto aslinya telah ditemukan.

"Informasi dari metadata itu pasti ada. Kita bisa lihat apakah sebelumnya terjadi proses digital pada foto itu, atau kah ada upaya menghilangkan informasi pada metadata. Itu semua bisa diketahui," ujar Agung yang dahulu sempat menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan mantan ketua KPK, Antasari Azhar.

Tahap terakhir untuk membuktikan keaslian foto adalah meneliti hal-hal yang terlihat pada foto tersebut. Di sini, para peneliti akan melihat kontras warna, pantulan cahaya, jumlah pixel, hingga keserasian warna.

Setiap objek pada gambar itu harus diperhatikan, apakah terjadi proses pemotongan gambar di sana. Jika ada ketidakseragaman pada objek-objek gambar, bisa jadi itu adalah dua gambar berbeda yang kemudian disatukan dalam proses digital.

"Ini disebut specular analysis. Itu bisa membuktikan apakah dua objek dalam gambar berada di satu lingkungan atau tidak," ungkapnya.

Abraham Samad membantah

Tak lama setelah foto beredar, Abraham Samad mengatakan foto yang beredar itu adalah palsu dan punya tujuan mengkriminalisasi dirinya. "Itu hanya gosip untuk mengkriminalisasi saya," tegasnya.

Kolega Samad di lembaga antirasuah, Bambang Widjojanto mengatakan saat ini pihak KPK sudah mengkaji foto tersebut. Dia memastikan foto tersebut adalah hasil rekayasa.

CNN Indonesia lantas meminta ahli olah foto digital, Yohanes Paganda Halasan Harahap atau akrab dipanggil Agan Harahap, untuk melakukan kurasi terhadap foto tersebut. Dalam pandangan subjektifnya Agan berpendapat foto itu sonder rekayasa. Namun, Agan berkata analisa itu ia simpulkan hanya dengan memperbesar foto.

Jika foto tersebut adalah hasil manipulasi dari dua gambar yang digabungkan, Agan menilai hal itu terbilang sulit dan butuh waktu panjang mengingat resolusi foto terbilang rendah. Kesulitan mengolah foto resolusi rendah disebabkan oleh banyaknya unsur kotak-kotak pada foto karena kerenggangan pixel.

Agan pun meragukan kalau orang yang terdapat di foto tersebut adalah benar Abraham dan Elvira. Untuk memastikannya, Agan mengaku butuh dokumen asli foto tersebut.

(adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER