Jakarta, CNN Indonesia -- Para awak astronaut yang tengah menjalankan tugasnya di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) baru-baru ini terpaksa mengevakuasi dan menutup stasiun bagian Amerika Serikat setelah adanya alarm peringatan bocornya bahan kimia amonia dari sistem pendinginan, Rabu (14/1).
Barry Wilmore dan Terry Virts dari badan antariksa AS, NASA serta Samantha Cristoforetti dari badan antariksa Eropa, ESA dilaporkan segera mengungsi bersama ketiga astronaut dari badan antariksa Rusia, Roscosmos ke stasiun bagian Rusia.
The Guardian mewartakan, saat alarm berbunyi, semua awak langsung mengenakan masker dan pindah ke bagian stasiun Rusia sebagai langkah pencegahan. Penyebabnya, menurut NASA, adalah sensor atau sistem komputer yang rusak sehingga memicu bunyi alarm palsu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada data pasti yang menunjukan adanya kebocoran amonia, sangat kuat dugaan bahwa kejadian ini adalah indikasi palsu,” kata juru bicara NASA. "Semua awak astronot aman dalam kondisi yang baik di bagian stasiun Rusia."
Sistem pendingin di ISS menggunakan dua putaran yang penuh dengan amonia. Amonia sendiri mengumpulkan panas dari peralatan elektronik. Panas tersebut dipompa ke luar stasiun dan dibuang ke ruang angkasa melalui radiator raksasa.
Alarm berbunyi setelah sensor mendeteksi perubahan tekanan di bagian sistem pendingin air dan penumpukan tekanan kabin stasiun. Hal itu semua bisa menjadi pertanda bocornya amonia.
Sudah kembali normalLA Times melaporkan, awak astronot kini sudah kembali ke stasiun bagian AS.
Wilmore dan Virts menggunakan masker pelindung berwarna hitam dan merah muda saat membuka pintu bagian AS dan segera melakukan tes udara di dalam kabin. Ternyata tidak ada indikasi amonia sama sekali.
Sekembalinya di stasiun bagian AS, mereka mendeteksi adanya perubahan tekanan kabin.
"Jika amonia bocor dan masuk ke dalam kabin, maka tekanan kabin meningkat," ujar pengelola program ISS dari NASA, Mike Suffredini.
Namun, perubahan tekanan yang sedang terjadi tersebut nyatanya akibat dari beragam tindakan yang dilakukan para awak saat evakuasi, bukan bocornya amonia. Permasalahan yang mereka yakini harus diselidiki adalah rusaknya sistem komputer yang menyebabkan alarm palsu.