Makassar, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, telah merestui operator seluler untuk menaikkan tarif layanan seluler dan data (internet). Hal itu disambut oleh Indosat yang mengaku tidak menutup kemungkinan ini.
Pada sela-sela uji coba jaringan di Makassar, Division Head Public Relations Indosat, Adrian Prasanto mengatakan bahwa Indosat memang telah memikirkan kemungkinan kenaikan tarif ini.
"Kami sedang ada upaya untuk membuat tarif yang kompetitif. Tapi juga akan disesuaikan dengan kualitas yang didapat konsumen," kata Adrian, Kamis (22/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan bahwa upaya penyesuaian tarif ini telah berlangsung sejak 2014 lalu. Menurutnya, setiap operator seluler tidak bisa terus-menerus menjual layanan dengan harga murah karena itu memengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya berpengaruh pada kualitas layanan.
Fidesia Noor, Division Head Data Service-Production Marketing juga mengatakan bahwa kenaikan tarif seluler ini idealnya mencapai angka 2,5 persen dari tarif awal dan akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Hitung-hitungan ini bakal disesuaikan dengan permintaan pasar.
"Kenaikan tarif idealnya di 2,5 persen. Kita lihat dulu
market seperti apa dan permintaannya bagaimana," katanya.
Ide berbagi infrastruktur dari XLBeberapa waktu lalu, Wakil Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, mengakui bahwa keuntungan perusahaan dari layanan data sangat tipis dibandingkan keuntungan dari layanan telepon dan SMS.
Namun, menurut Dian, kenaikan tarif itu bisa dihindari jika operator seluler sepakat berbagi jaringan dan infrastruktur di seluruh Indonesia. "Dengan ini bisa lebih efisien. Itu pun jika pemerintah mengizinkan karena sampai sekarang aturannya belum ada," ujar Dian usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) XL Axiata, 7 Januari lalu.
Pada awal Januari 2015, Menkominfo Rudiantara mempersilakan operator seluler untuk menaikan tarif layanan data karena saat ini Indonesia sedang memasuki era 4G LTE.
Kenaikan data diharapkan bisa menyehatkan industri telekomunikasi di Indonesia yang selama bertahun-tahun lalu selalu panas dengan perang tarif.
(adt)