Jakarta, CNN Indonesia -- Apple telah membangun kantor di Indonesia pada akhir 2013 dengan nama PT Apple Indonesia dan sejak 2014 mulai merekrut karyawan untuk menjalankan operasional perusahaan. Namun, hingga saat ini Apple belum mendapatkan bos besar untuk memimpin bisnis di Indonesia.
"Beberapa posisi sudah diisi. Tapi bos besarnya belum ada," kata seorang sumber terpercaya yang enggan disebut namanya, Jumat (6/2).
Sumber tersebut mengatakan, setidaknya ada lima posisi yang telah diisi di Apple Indonesia yang membantu perusahaan bekerja dengan mitra distributor dan operator telekomunikasi.
Sekalipun Apple telah membuka kantor di Indonesia, mereka akan tetap bekerjasama dengan mitra distributor untuk menjangkau pasar di daerah-daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djatmiko Wardoyo, Direktur Pemasaran dan Komunikasi Erajaya Group, mengatakan bahwa hingga saat ini mereka masih ditunjuk sebagai mitra distributor oleh Apple.
Bahkan, untuk produk iPhone 6 dan iPhone 6 Plus, Apple sepenuhnya menunjuk mitra distributor untuk menyebar produk mereka dan tidak lagi menggandeng operator telekomunikasi.
"Tahun lalu Apple masih merangkul operator telekomunikasi dan kita membantu dari sisi distribusi. Tapi sekarang Apple kasih kewenangan penuh ke distributor, dan kami ajak operator telekomunikasi dan bank untuk membantu mendorong penjualan," kata Djatmiko.
Apple memutuskan untuk menjual iPhone 6 dan iPhone 6 Plus di Indonesia pada akhir Januari 2015. Mitra mereka di sini berjuang mempersiapkan acara peluncuran dan mematok harga jual kedua produk itu yang disesuaikan dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat.
Perbedaan dasar kedua model ponsel Apple ini ada pada bagian layar. iPhone 6 didesain dengan bentang layar 4,7 inci resolusi 1.334 x 750 pixel ketajaman 326 pixel per inci. Sementara iPhone 6 Plus 5,5 inci beresolusi 1.920 x 1.080 pixel ketajaman 401 pixel per inci.
(eno)