Aplikasi Snapchat Cari Suntikan Dana Rp 6,4 Triliun

Aditya Panji | CNN Indonesia
Rabu, 18 Feb 2015 11:04 WIB
Snapchat berupaya mengumpulkan pendanaan baru sebesar Rp 6,4 triliun dari sejumlah investor yang akan membuat nilai perusahaan melonjak jadi Rp 242,7 triliun.
Aplikasi Snapchat berupaya mendapat pendanaan baru untuk operasional perusahaan sekaligus meningkatkan nilai perusahaan. (CNN Indonesia/Herman Setiyadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan aplikasi pesan instan Snapchat berupaya mengumpulkan pendanaan baru sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,4 triliun dari sejumlah investor, menurut laporan Bloomberg pada Selasa (17/2) mengutip sejumlah sumber yang akrab dengan rencana.

Para eksekutif di Snapchat sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan manajer investasi. Pendanaan kali ini diprediksi akan membuat nilai perusahaan Snapchat melonjak jadi US$ 19 miliar atau sekitar Rp 242,7 triliun dari US$ 16 miliar.

Nilai perusahaan tersebut jelas lebih tinggi dari harga yang ditawarkan Facebook yang dilaporkan bernilai US$ 3 miliar pada akhir 2014. Tetapi akhirnya, Snapchat menolak tawaran tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kisah Berliku Tiga Pemuda Pendiri Snapchat

Snapchat, yang berbasis di Los Angeles, menyediakan layanan berkirim foto atau video yang akan hilang beberapa detik setelah penerima melihat pesan tersebut.

Perusahaan ini didirikan pada September 2011 oleh Evan Spiegel yang kini berusia 25 tahun dan menjabat sebagai CEO. Ia dibantu oleh dua teman di Stanford University, yaitu Reggie Brown dan Bobby Murphy (27 tahun).

Kini Snapchat setidaknya telah mendapatkan empat kali pendanaan dari sejumlah investor. Para pemimpin perusahaan dipaksa putar otak agar mendapatkan uang dari layanan dengan cara membuka lapak iklan. Ini dilakukan agar mereka dapat bertahan hidup sekaligus bersaing dengan WhatsApp, Viber, serta ada Line, KakaoTalk, dan WeChat yang notabene laris di kawasan Asia.

Baca juga: Sony Diretas, CEO Snapchat Hampir Menangis (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER