Jakarta, CNN Indonesia -- Ada kemungkinan badan intelejen National Security Agency (NSA) dan Government Communications Headquarters (GCHQ) telah menyusup ke produsen kartu SIM, Gemalto, dalam upaya membuka kunci enkripsi sistem.
Kendati demikian, Gemalto sangat yakin, bahwa aksi mata-mata itu berdampak kecil pada
privasi miliaran pengguna ponsel di seluruh dunia. Perusahaan asal Belanda itu pun mengesampingkan tindakan hukum.
"Fakta-fakta ini sulit dibuktikan dari perspektif hukum dan dalam sejarahnya mengejar negara itu membutuhkan dana yang mahal, waktu panjang dan perbuataan sewenang-wenang," kata Chief Executive Gemalto Oliver Piou, yang dikutip Reuters.
Seperti diketahui, NSA dan GCHQ menyusup ke sistem produsen kartu SIM itu untuk membuka kunci enkripsi dan kemudian digunakan untuk memonitor panggilan, teks, dan email dari pengguna ponsel di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun secara terbuka mengaku bahwa ada kemungkinan NSA dan GHCQ meretas sistem mereka dan menyadap kartu SIM, Piou enggan membeberkan detil informasi lainnya.
"Berapa banyak (kode keamanan kartu SIM) telah dicuri, itu sulit untuk mengatakan. Berapa banyak yang telah digunakan, itu lebih sulit untuk dikatakan," katanya kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers, di Paris, Prancis.
Gemalto sendiri telah memproduksi kartu (
Subscriber Identity Module) SIM hampir dua miliar per tahun. Piou mengatakan serangan mungkin terjadi lagi, tetapi itu tidak bisa menghasilkan pencurian kunci enkripsi kartu SIM secara besar-besaran.
Saat ini yang dilakukan pihaknya adalah mencegat kunci enkripsi yang membuka kartu SIM ponsel yang sedang dikirim dari fasilitas produksi ke operator jaringan
mobile di seluruh dunia.
Piou mengatakan perusahaan belum menghubungi AS atau badan intelijen Inggris karena hal itu akan buang-buang waktu dan lagipula mereka tidak berencana untuk mengambil tindakan hukum, karena peluang keberhasilannya hampir tidak ada.
Di Indonesia sendiri, Telkomsel dan Indosat adalah operator yang menggunakan kartu SIM buataan Gemalto disamping produsen lainnya. Kendati demikian, kedua operator besar ini yakin, Gemalto akan melindungi privasi dan menjaga keamanan kartu SIM yang dibuatnya.
Menurut salah satu anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), M.Ridwan Effendi, kendati misalnya kunci enkripsi berhasil dibuka dari Gemalto, masih ada enkripsi dari operator yang pastinya tidak mudah dibuka begitu saja.
(tyo/tyo)