Jakarta, CNN Indonesia -- Raut muka Scott Wilson menunjukkan tanda keheranan sekaligus kaget. Di tahun 2000-an, dia yang saat itu menjabat sebagai Direktur Kreatif Nike kedatangan tamu dari perusahaan yang berkutat di bidang komputer. Tamu itu datang bersama timnya ke salah satu pabrik Nike.
Si tamu melihat-lihat pabrik yang memproduksi Nike Watch, sebuah alat berbentuk jam untuk kesehatan. Tamu tersebut sangat tertarik dengan apa yang dibuat Nike saat itu. Dan tamu yang mendatanginya itu bernama Jonathan Ive, Kepala Desainer Apple.
"Mereka tidak membelinya. Kami hanya memberikan kepada mereka penawaran desain. Dia dan temannya meminta kami mengirim gelang digital Nike Presto dan jam tangan Nike Orego seri Alti-Compas dalam jumlah yang banyak. Kami merasa tersanjung, karena ini seperti permintaan pribadi," kenang Willson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilson mengingat kejadian itu terjadi antara tahun 2002 atau 2004. Namun, dia sadar, bahwa pemesanan yang dilakukan tim Ive adalah jerat untuk mendokumentasikan apa yang sudah dibuat oleh jam tangan Nike.
BACA: Apple Watch Bisa untuk Apa Saja?"Mereka mencoba meneliti manufaktur di bisnis ini, dan bahkan sebelum kelahiran iPhone pertama (yang diluncurkan pada tahun 2007). Mereka tampaknya saat itu sudah memikirkan untuk membuat iWatch," tambahnya, kepada Business Insider.
 (REUTERS/Lucy Nicholson) |
Sejak kejadian Ive datang ke manufaktur Nike Watch, tak ada obrolan atau bentuk kerja sama di antara Apple dan perusahaan olahraga itu. Bahkan peristiwanya tenggelam bersama kehadiran iPhone yang meledak hingga kini, lalu disusul iPad yang mengubah pasar tablet.
Semua orang tahu, tak lama setelah Steve Jobs memutuskan untuk mundur menjadi Chief Executive Officer (CEO) Apple dan menyerahkannya kepada orang kepercayaannya yang lain, Timothy D. Cook atau yang akrab disapa Tim Cook.
Bekerja sejak tahun 1988, Tim Cook tentu sudah lebih lama bekerja di Infinite Loop 1, bahkan lebih dahulu dari Jonathan Ive yang sering disebut sebagai otak di balik keindahan produk Apple.
Semua orang juga tahu, sejak memegang kendali Apple selama kurang lebih empat tahun, Cook belum mempunyai inovasi baru yang murni dari dirinya. iPhone? iPad? MacBook? Semuanya adalah warisan dari mendiang Jobs.
Maka tak lama setelah Cook didapuk sebagai CEO Apple, isu soal jam tangan pintar naik ke permukaan lagi. Awalnya dimulai dari bocoran ke media, soal paten yang didapatkan Apple tentang tempat mengisi ulang baterai kinetic yang diletakkan di bagian belakang perangkat mirip jam.
"Cook mau membuat jam tangan pintar." "Siri akan terintegrasi dengan jam tangan besutan Apple," demikian beberapa judul media yang ramai membahasnya sekitar bulan Agustus tahun 2011.
 Tim Cook (Justin Sullivan/Getty Images) |
Di tahun yang sama, paten kedua yang didapatkan oleh Apple bocor lagi ke media. Kali ini menyoal soal tali jam yang berbentuk elektronik. Bentuknya seperti iPod Nano generasi keenam, namun dengan sentuhan kabel-kabel. Di situ juga terpampang nama iTime'.
Selepas Jobs tiada, Cook memang seolah terus ingin menunjukkan bahwa Apple serius ingin membuat perangkat pintar yang bisa dipasangkan di pergelangan tangan.
Kembali di awal 2011, Tim Cook yang saat itu masih menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa Apple berniat membuat iPhone dengan ukuran yang lebih kecil.
Tapi siapa yang menyangka, Desember 2012, sebuah situs di Tiongkok mendapatkan informasi dari mitra manufaktur Apple, bahwa perusahaan California ini tengah menguji perangkat berbasis prosesor Intel dan konektifitas Bluetooth di layar berukuran 1,5 inci.
Di tahun itu juga, sumber di Apple yang didapatkan The Telegraph mengatakan tim lab Ive sedang mencoba melakukan sesuatu yang baru terhadap software. Peranti lunak itu ditaruh di iPhone namun bisa dicubit untuk zoom dan dibuat untuk layar yang lebih kecil.
Ah Cook, semakin serius mencoba mengesankan dan mungkin melepaskan bayang-bayang Jobs. Walaupun kenyataanya susah. Namun, beban Cook setidaknya tetap mempertahankan imej sebagai perusahaan yang mengatur tren di pasar dan bukan sebaliknya.
Titik puncak bahwa Apple membuat jam tangan pintar saat Februari 2013, tim yang diklaim terdiri dari 100 orang 'mengurung diri' di dalam laboratorium yang dipimpin oleh Direktur Engineering Apple James Foster.
Waktu terus bergulir, dari Cook menyebut di Konferensi di AllThingsD bahwa mereka tertarik untuk membuat perangkat wearable sampai akhirnya di September 2014, Apple benar-benar mewujudkan Apple Watch, perangkat masa depan yang sudah disiapkan sejak lebih dari 10 tahun lalu.
Tapi Cook bukan Jobs. Ini bukan berbicara soal karisma, namun bagaimana Cook mengemas perangkat baru bernama Apple Watch ini.
BACA: Apple Watch Dijual Mulai Rp 4 Juta Hingga Rp 131 JutaJobs ketika menyiapkan iPad, pasar baru di konsumen bernama tablet, begitu pas dan sedikit kenakalan. Gosip-gosip liar tetap dibiarkan sebagai bagian untuk terus menjaga ritme permainan, agar konsumen penasaran.
Dan
boom, ketika iPad diumumkan, Jobs sudah siap segalanya. Mulai dari ekosistem aplikasi hingga target penjualan. Berbeda dengan Apple Watch yang butuh waktu enam bulan lebih untuk bisa sampai diketahui kapan perangkat ini dijual.
 Steve Jobs (Justin Sullivan/Getty Images) |
iPad juga sama, pernah dicerca bahkan CEO Microsoft saat itu, Steve Ballmer mengatakan "Tidak ada yang mau membeli tablet seperti iPad." Apple Watch juga dipandang sebelah mata, tapi bukan sebagai jam tangan pintar, melainkan kemasan luarnya tak menarik.
Maka pada akhirnya, dengan 79 paten lebih yang mengeliling Apple Watch, Cook menaruh nasibnya ke alat yang menempel di pergelangan tangan. Bukan soal bagaimana Apple Watch ini sukse dijual atau tidak, melainkan bagaimana produk Apple mampu mengendalikan pasar yang selama ini sukses dilakukan Jobs.
Eh sebentar, ada panggilan masuk saya harus mengangkatnya dari jam tangan pintar ini. Seperti yang Cook bilang, berbicara di jam tangan merupakan mimpinya sejak umur lima tahun.
(tyo/eno)