Jakarta, CNN Indonesia -- Apple mengumumkan peranti lunak baru sifat terbuka
(open source) bernama ResearchKit pada Senin (9/3) di San Francisco, Amerika Serikat, yang diharapkan bisa membuat 700 juta pengguna iPhone berkontribusi mengumpulkan informasi medis yang dapat dimanfaatkan oleh para ilmuwan.
ResearchKit merupakan peranti lunak yang memungkinkan peneliti medis membuat diagnostik yang memanfaatkan iPhone dan sejumlah sensornya serta data dari aplikasi HealthKit.
Baca juga:
Apple Watch Dijual Mulai Rp 4 Juta Hingga Rp 131 Juta
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa lembaga penelitian telah mengembangkan aplikasi yang bekerja di ResearchKit, termasuk mereka yang mengejar studi klinis pada asma, kanker payudara, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit Parkinson. Mereka antara lain Stanford University School of Medicine dan Weill Cornell Medical College.
Metode berbagi yang ditawarkan ResearchKit ini memungkinkan pengguna untuk memutuskan apakah mereka ingin berpartisipasi dalam penelitian dan memutuskan bagaimana data mereka dibagikan dengan para ilmuwan.
"Dengan ratusan juta iPhone yang digunakan di seluruh dunia, kami melihat kesempatan bahwa Apple memiliki dampak yang lebih besar dengan memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi untuk penelitian medis," kata Jeff Williams, Wakil Presiden Senior Operasional Apple.
ResearchKit akan bekerja bersama aplikasi HealthKit yang sejatinya akan merekam aktivitas kebugaran dan kesehatan pengguna, seperti berat badan, tekanan darah, kadar glukosa, dan lainnya.
ResearchKit juga memungkinkan peneliti mengakses sensor accelerometer, mikrofon, giroskop dan sensor GPS di iPhone untuk mendapatkan informasi tentang kiprah pasien, gangguan motorik, kebugaran, ucapan dan memori.
(adt/eno)