Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian baru mengenai Saturnus menyatakan bahwa planet bercincin itu memiliki hari yang lebih singkat daripada Bumi.
Mengukur hari di planet berbatu seperti Bumi atau Mars dinilai sederhana. Seiring planet berputar, kita bisa memantau perilaku utama di permukaan untuk melihat berapa lama menyelesaikan satu rotasi penuh.
Beda halnya dengan planet gas seperti Saturnus yang tidak memiliki permukaan padat dan massa yang dihalang oleh lapisan atmosfer tebal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian yang dipimpin oleh Ravit Helled dari Tel Aviv University menggunakan metode pengukuran medan gravitasi Saturnus yang dilakukan oleh Cassini, pesawat antariksa di bawah naungan NASA, ESA, dan badan antariksa Italia, ASI, yang telah diluncurkan sejak 1997 silam.
Untuk menentukan tingkat rotasi, Cassini mengukur seberapa banyak planet menarik orbit Cassini, serta memantau seberapa banyak Saturnus menggebung dan merata di sekitar khatulistiwa pada saat berputar.
Terungkap, Saturnus menyelesaikan satu rotasi penuh selama 10 jam, 32 menit, dan 45 detik. Seperti dikutip dari Los Angeles Times, Jumat (27/3).
Saat pesawat antariksa Voyager milik NASA menjelajahi Saturnus sekitar 35 tahun yang lalu, pengukuran radio dari medan magnetiknya mematok rotasi planet yang berlangsung selama 10 jam, 39 menit, dan 22,4 detik. Hanya beda sekitar enam menit dari Cassini.
Awalnya, saat awal pendaratannya pada 2004 lalu, Cassini menghasilkan data rotasi Saturnus sekitar 10 jam, 47 menit, dan 6 detik.
Ukuran tersebut kabarnya berubah seiring berjalannya waktu karena medan magnetik Saturnus selaras dengan poros putarannya, sehingga menggunakan pengukuran frekuensi radio bukan menjadi metode yang selalu bisa diandalkan.
Kemudian metode pengukuran medan gravitasi ini dianggap cukup membantu para peneliti untuk lebih memahami proses berbeda dari Saturnus, termasuk pola angin di atmosfer gasnya.
(eno)