Warna Permukaan Merkurius yang Gelap Berhasil Diungkap

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 01 Apr 2015 08:52 WIB
Tampilan gelap dari planet Merkurius disinyalir berasal dari 'hujan' debu komet yang seakan 'mengecat' permukaan Merkurius selama miliaran tahun lamanya.
Para peneliti sedikit demi sedikit mengungkap alasan permukaan planet Merkurius yang gelap karena dihujani debu komet. (Dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim peneliti dari Amerika Serikat mengklaim telah memecahkan misteri mengapa permukaan Merkurius berwarna gelap.

Tampilan gelap dari planet Merkurius disinyalir berasal dari 'hujan' debu komet yang seakan 'mengecat' permukaan Merkurius selama miliaran tahun lamanya.

Awalnya, para peneliti penasaran mengapa Merkurius jauh lebih kelam dari sang bulan dan hanya merefleksikan sepertiga dari jumlah sinar yang dipancarkan oleh bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pengamatan pesawat antariksa Messenger milik badan antariksa AS, NASA, permukaan Merkurius mengandung zat besi yang kurang dari dua persen. Padahal, banyak benda antariksa tak berangin bisa berwarna gelap karena mengandung zat besi.

Baca juga: Permukaan Planet Merkurius Berhasil Dipotret dari Dekat

"Satu hal yang belum dipertimbangkan sebelumnya adalah karbon. Karbon sangat berlimpah di komet dan bisa tersebar melalui debu komet," ujar Megan Bruck Syal selaku pemimpin penelitian dari Lawrence Livermore National Laboratory, seperti dikutip dari Los Angeles Times.

Walau begitu, komet berukuran besar tidak selalu punya andil dalam penyebaran karbon yang bisa menggelapkan permukaan Merkurius, karena mereka cenderung menyerang planet dengan kecepatan tinggi sehingga semua materi yang terkena efeknya akan melesat ke luar angkasa.

Para peneliti mengaku sudah memperkirakan berbagai pengaruh dari perbedaan sudut dan kecepatan komet.

"Partikel debu kecil yang kurang dari satu milimeter juga bisa kaya akan karbon dan mereka biasanya berasal dari komet berkecepatan rendah," kata Syal lagi.

Setelah menentukan karbon dari debu komet yang menghiasi permukaan Merkurius, tim Syal harus memastikan bahwa planet ini bisa dihantam oleh debu komet dalam jumlah banyak agar betul-betul bisa menyelimuti permukaan.

Mereka pun menemukan hasil bahwa kepadatan atau massa jenis debu komet meningkat seiring dengan jarak yang dekat dari matahari. Mereka juga mengungkapkan, Merkurius terkena debu komet sekitar 50 kali.

"Cukup konstan. Tak seperti dampak asteroid atau komet yang sulit diprediksi, saya pikir hal ini lebih mantap," seru Syal.

Para peneliti juga memanfaatkan fasilitas Ames Vertical Gun Range milik NASA di Mountain View, California, untuk memastikan bahwa debu karbon di Merkurius sungguh-sungguh menggelapkan permukaannya.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience.

Merkurius dan bulan nyatanya sering dibanding-bandingkan. Keduanya memiliki ukuran serupa dan tak punya atmosfer yang banyak. Tak hanya itu, Merkurius dan bulan sama-sama menjadi sasaran empuk dari pemboman debu antariksa atau meteorit mikro.

Sementara meteorit mikro yang menghantam atmosfer Bumi akan terbakar sehingga dikenal dengan sebutan bintang jatuh atau shooting star.

(adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER