Jakarta, CNN Indonesia -- Satu tahun adalah waktu yang lama untuk berada di ruang angkasa, terutama persoalan kondisi fisik. Hal ini mengacu pada misi One-Year Mission yang akan dijalani oleh astronaut Amerika Serikat, Scott Kelly dan cosmonaut Rusia, Mikhail Kornienko yang sudah meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) dari Baikonur, Kazakhstan pada Sabtu (28/3) pukul 01.42 waktu setempat.
Untuk pertama kalinya antariksawan dikirim ke luar angkasa untuk waktu yang terbilang lama, yakni satu tahun. Namun, misi ini akan memberikan hasil mengenai kondisi manusia yang berada di ruang hampa dalam kurun waktu yang lama, sekaligus sebagai bekal untuk persiapan misi ke Mars.
Situs Space.com merangkum lima hal besar terkait kondisi fisik serta mental dari astronaut yang kira-kira akan terjadi selama berada di ruang nol gravitasi.
Kondisi Mata
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti NASA sejak lama mengetahui bahwa bentuk mata astronaut bisa berubah ketika berada di luar angkasa selama enam bulan, namun mereka belum bisa memastikan apa yang akan terjadi jika mereka menghabiskan waktu selama satu tahun.
Cairan dalam tubuh bergeser saat berada di ruang mikrogravitasi dalam waktu yang lebih lama dan diyakini memengaruhi daya penglihatan karena ada tekanan intrakranial.
Catatan singkat, tekanan intrakranial terjadi di dalam otak dan dapat merusak sistem saraf pusat dengan menekan struktur otak, serta membatasi aliran darah yang masuk ke dalam otak itu sendiri.
Sistem kekebalan tubuh berubah?NASA akan memantau sistem imun Kelly untuk melihat apakah misi satu tahun di luar angkasa mengganggu kondisi tubuhnya. Sementara para peneliti khawatir terjadi risiko tinggi terhadap aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah.
"Penerbangan luar angkasa mengakibatkan pengaruh negatif bagi kesehatan. Penyebabnya itu berasal dari mikrogravitasi, radiasi, ataupun isolasi dan keadaan stres," ujar ahli imunologi dari NASA, Brian Crucian.
Menurut Crucian, sistem kekebalan tubuh berpotensi dipengaruhi oleh hal-hal tersebut, terutama ruang mikrogravitasi yang secara langsung bisa menghambat fungsi sel imun.
Manfaatkan saudara kembarSelain kondisi kekebalan tubuh, para peneliti juga akan memantau bakteri tubuh Scott. Uniknya, mereka akan membandingkan kondisi Scott di luar angkasa dengan saudara kembarnya, Mark Kelly, yang berada di Bumi.
"Kembar identik memberikan keuntungan unik," ujar salah satu peneliti, Martha Vitaterna. "Kami bisa langsung membandingkan Scott yang ada di antariksa dan saudara kembarnya di Bumi karena mereka pasangan genetik."
Latihan kebugaran NASA telah merancang program latihan spesifik yang diarahkan untuk menjaga para awak tetap sehat bugar selama di luar angkasa.
Ruang mikrogravitasi bisa mengakibatkan atrofi atau penyusutan jaringan otot dan saraf, serta tulang keropos. NASA akan merencanakan jadwal latihan baru selama misi satu tahun itu.
"Dua penelitian akan mengevaluasi latihan dan pemantauan teknologi demi melindungi tulang dan otot, serta mengukur perubahan di sekitar pangkal paha. Area pangkal paha adalah yang paling rawan dari tulang-tulang keropos," kata Human Research Program NASA, John Charles.
Mereka juga akan manfaatkan sejumlah teknologi seperti pemindai MRI dan ultrasound untuk melihat perkembangan otot.
Kesehatan mentalKabarnya, Scott akan aktif menulis jurnal selama ia menjalankan misi di ISS dan akan berbagi cerita dengan sejumlah staf NASA di Bumi. Tujuannya, agar mereka mendapat pengetahuan baru tentang kondisi mentalnya.
Peneliti juga akan tetap memantau kinerja astronaut saat mereka dalam keadaan lelah agar tahu perbedaannya secara mental.
(eno)