Jakarta, CNN Indonesia -- KakaoTalk tidak peduli dengan popularitas yang didapatkan dari pesaingnya di pasar aplikasi pesan instan. Di Indonesia, KakaoTalk memang tidak terlalu
ngoyo dengan kompetisi tersebut, khususnya dalam hal kejar mengejar angka pengguna.
"Kami sih tidak peduli jika aplikasi pesaing lebih punya banyak pengguna. Kami di sini hadir untuk mengembangkan apa yang akan kami berikan untuk pengguna setia agar KakaoTalk tetap bermanfaat secara berkelanjutan," tutur Khiko Rayesmara selaku Marketing Manager Daum kakao Indonesia kepada CNN Indonesia, Selasa (31/3).
Pengguna setia atau
loyal users sangat penting bagi KakaoTalk. Khiko mengakui, timnya fokus pada pengembangan tren di Indonesia yang kira-kira bisa menarik minat
loyal users dan mengoptimalkannya agar sifatnya tidak
temporary alias sementara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: KakaoTalk Tak Berambisi jadi Nomor Satu di Indonesia"Kami tidak peduli soal pertumbuhan pengguna. Sehingga kami
fine-fine saja dengan persaingan yang ada karena kami di sini ingin merangkul
loyal users agar tetap gunakan KakaoTalk untuk terhubung dengan sesama," lanjutnya.
Aplikasi instan seperti WhatsApp dan Line yang memang telah menjamur di masyarakat Indonesia malah dianggap Khiko sebagai acuan untuk terus memproduksi layanan sebaik mungkin untuk para
loyal users.
"Kami sudah raih 18 juta pengguna, dari situ saja kami sudah senang dan puas. Kami tak agresif soal target pengguna, kami hadir bukan untuk berlomba banyak-banyakan
user," ungkap Khiko.
Baca juga: KakaoTalk Ingin Lebih 'Indonesia Banget'Di Indonesia, WhatsApp mengalami kenaikan jumlah pengguna hingga 133 persen sejak tahun 2013, membuatnya menjadi aplikasi pesan instan terlaris. Berdasarkan hasil survei GlobalWebIndex, WhatsApp menempati posisi teratas dengan angka 54 persen dari total keseluruhan pengguna aplikasi pesan instan di Indonesia.
Sementar Line sendiri memiliki 500 juta pengguna terdaftar di mana 170 jutanya adalah pengguna aktif tiap bulan.
(tyo/eno)