Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok hacker yang berafiliasi dengan Rusia dilaporkan telah membobol sistem komputer Gedung Putih, namun hal ini tidak diakui oleh Amerika Serikat (AS).
Mengutip pernyataan seorang pejabat AS yang sedang melakukan investigasi, kantor berita CNN melaporkan, para peretas memeroleh "akses ke informasi sensitif seperti rincian real-time jadwal presiden yang tidak diungkap ke publik."
Mungkin data tersebut terkesan tak berharga, tapi bagi pihak asing data curian itu bisa dipakai untuk melakukan berbagai kegiatan demi keuntungan pihaknya.
Memang ada kejadian tahun lalu, tapi kini sistem kami lebih amanBen Rhodes |
Namun otoritas AS masih malu-malu mengakui berita soal hacker Rusia yang berhasil membobol sistem komputer Gedung Putih. "Memang ada kejadian tahun lalu, tapi kini sistem kami lebih aman," kata Wakil Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rhodes juga mengatakan, para peretas tidak berhasil mengakses informasi rahasia, meskipun pemerintah tetap memandang informasi yang tidak terklasifikasi ini sebagai informasi sensitif.
Pun begitu, meski mengakui adanya indikasi serangan, namun Rhodes menegaskan bahwa hal tersebut belum tentu dilakukan oleh hacker, apalagi yang memang ditugaskan oleh Rusia.
"Saat ini kami tidak mau membicarakan dari mana serangan tersebut berasal," katanya, dikutip dari ABC Online, Rabu (8/4).