Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di tanah air sampai akhir tahun 2014, mencapai 88,1 juta. Pertumbuhan tersebut, sayangnya, tak diimbangi dengan jumlah kesetaraan antara pengguna pria dan wanita.
Hal tersebut yang diungkapkan oleh CEO XL Axiata Dian Siswarini, perusahaan yang dipimpinnya melakukan survei terhadap pelanggan wanita untuk mengetahui sejauh mana penggunaan internet di kalangan kaum hawa.
Baca: Demografi Pengguna Internet Indonesia"Hasilnya masih ada
gap antara pengguna internet pria dengan wanita. Bahkan jumlahnya termasuk besar, bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura," ujar Dian, saat ditemui di hotel kawasan Kuningan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesenjangan digital antara pria dan wanita, menurut Dian, jumlahnya cukup besar yakni sampai 40 persen. Bila dibandingkan dengan Malaysia saja, pemakai internet diantara keduanya tak berbeda sampai 30 persen.
Dikatakan olehnya,banyak penyebab mengapa para wanita masih enggan menggunakan internet. Salah satunya adalah mereka seringkali merasa sungkan untuk bertanya, baik itu kepada pasangan atau anak sendiri.
"Sebanyak 22 persen para wanita ini juga tidak nyaman untuk menggunakan internet. Dan 16 persen diantaranya juga merasa tak bisa berselancar di dunia maya karena tidak ada yang mengajari.
Ditambahkan oleh Chief Digital Service Officer XL Axiata Yessy D Yosetya, di Malaysia jumlah pengguna pria sebanyak 69 persen sedangkan wanitanya 58 persen.
Sadar akan hal tersebut, XL mencoba memberikan solusi kepada kaum wanita agar tak lagi merasa gagap internet. Salah satu yang dilakukan adalah dengan meluncurkan aplikasi bernama Sisternet.
"Di aplikasi tersebut, XL memfasilitasi kebutuhan utama perempuan. Seperti, tips kesehatan, karir, informasi gaya hidup, kehidupan keluarga dan banyak lagi," katanya, di sela peluncuran.
Dalam peluncuran tersebut, hadir juga Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menteri yang juga aktif di Muslimat NU, sebuah sayap organisasi dari Nahdatul Ulama yang bergerak memberdayakan perempuan ini menyatakan
concern-nya wanita mengerti akan internet.
"Dahulu saya, meminta para ibu-ibu di Muslimat NU untuk mempunyai ponsel yang ada kameranya. Mereka saya minta untuk menjual hasil karyanya di internet. Ada satu yang berhasil, membuat model hijab dan kini sudah tembus ke pasar asia dan timur tengah," kata politisi asal Jawa Timur tersebut.
Sisternet sendiri akan menjalin kemitraan denga media, komunitas maupun platform online untuk menjangkau kaum wanita. Rencananya, mereka juga akan melakukan
roadshow untuk mengedukasi tentang penggunaan internet bagi wanita.
(tyo/eno)