Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Indosat Tbk Alexander Rusli punya data yang mencengangkan. Jutaan kartu SIM-nya hangus setiap bulan.
Penyebabnya, kata Alexander, lantaran selama ini registrasi untuk pelanggan prabayar kurang ketat. “Itu
cost bagi kami,” katanya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/4).
Menariknya, Alexander membeberkan bahwa di industri, persentase kartu hangus mencapai 15 persen per tahun. Lantas paling sedikit 8 persen terjadi karena ada distributor yang mengaktifkan kartu SIM demi mendapatkan insentif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana caranya? Kata Alexander, distributor mengaktivasi kartu dengan komputer. Aktivasi dilakukan secara massal.
“
Real curn di industri itu 7,5 sampai 8 persen per tahun,” kata Alexander. “Dan angka itu tidak pernah berkurang.”
Beberapa waktu lalu petinggi operator XL Axiata pernah melansir bahwa ada 50 juta kartu SIM yang terbuang tiap tahunnya. Nilai kerugian akibat hal itu mencapai Rp 3 triliun lebih.
Alexander mengatakan tak begitu memahami mengapa kartu hangus masih terjadi dengan tingkat yang tinggi di Indonesia. Apalagi 99 persen pelanggan adalah pelanggan prabayar sehingga sulit diketahui latar belakang usia, jenis kelamin, dan penawaran yang tepat bagi mereka.
Dengan pengetatan pendaftaran prabayar diharapkan akan terjadi penurunan drastis angka kartu hangus di industri, terutama dari sisi distributor.
Dari sisi Indosat, kata Alexander, mereka ingin mengurangi angka kartu hangus itu dengan meningkatkan loyalitas pelanggan melalui perbaikan jaringan sehingga konektivitas lebih cepat dan lancar.
Kartu hangus rupanya bukan cerita di Indonesia saja. Menurut Alexander, di Amerika Serikat pun terjadi kartu SIM hangus. Tapi persentasenya hanya 0,8 persen. “Memang di sini
market-nya beda,” tutur dia.
(ded/ded)