Jakarta, CNN Indonesia -- Media sosial Twitter memiliki masalah serius pada konten pornografi di linimasa yang bergulir. Hal ini sampai membuat Nielsen, perusahaan riset digital dan televisi, membekukan kerjasama beriklan karena konten promosi tweet yang mereka rancang muncul dekat konten pornografi.
Promosi Nielsen ini muncul di linimasa akun bernama "Daily Dick Pictures" dan "Homemade Porn." Promosi tersebut tidak seharusnya muncul di sana, dan Twitter menyalahkan karena terjadi bug pada sistem mereka.
"Karena Twitter sedang bekerja untuk mengatasi masalah ini, kami telah menghentikan sementara kampanye kami," kata juru bicara Nielsen kepada
Adweek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Menkominfo Minta Warga Laporkan Prostitusi OnlineTernyata Nielsen tidak sendirian. Promosi dari perusahaan farmasi Duane Reade, perusahaan media NBCUniversal dan perusahaan minuman berenergi Gatorade, juga muncul pada linimasa akun yang menyebarkan foto dan video pornografi.
"Ini adalah masalah besar yang dihadapi seluruh industri pada platform ini, dan kami, bersama dengan semua orang, bekerja keras untuk mencoba untuk memperbaikinya," kata salah satu eksekutif media yang enggan disebut namanya. Eksekutif media ini juga mengalami nasib serupa dengan Nielsen dan lain-lain.
Juru bicara Twitter menyadari bahwa sejumlah promosi tweet muncul di beberapa akun yang menyebarkan konten tidak pantas. Ia berjanji untuk segera menyelesaikan masalah ini.
"Kami berkomitmen untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pemegang merek untuk membangun bisnis mereka, dan tim produk kami bekerja untuk memperbaiki masalah ini," ujar juru bicara Twitter.
Jika dibiarkan terus begini, bisnis Twitter bisa tersendat karena iklan yang telah dirancang tidak muncul di akun yang telah ditargetkan. Padahal, membuka iklan berbayar merupakan andalan Twitter untuk mendapatkan uang dari layanan.
Jejaring sosial 140 karakter ini mengalami kesulitan memantau trafik yang melintas di linimasa karena di sana banyak konten negatif, termasuk konten yang mendukung aksi terorisme atau melecehkan pengguna lain.
Analis Robert Peck dari lembaga konsultan finansial SunTrust Robinson Humphrey, pekan lalu menerbitkan laporan yang memprediksi ada sekitar 10 juta akun dari 300 juta pengguna Twitter, yang berbagi konten pornografi dan Twitter perlu melawan konten semacam ini untuk melancarkan bisnis mereka.
(adt/eno)