Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar ponsel pintar di Tiongkok mulai menemui titik jenuh, menurut sebuah studi baru yang dirilis International Data Corporation (IDC). Lembaga riset ini memprediksi vendor ponsel pintar global akan mencari peluang di pasar lain dengan mengincar India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut IDC, pengiriman ponsel pintar ke Negeri Tirai Bambu ini pada kuartal pertama 2015 menurun untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir sebesar 98,8 juta unit atau turun 4,3 persen dari periode yang saham tahun 2014.
Penurunan di Tiongkok akan membuat produsen besar lebih agresif menggempur pasar yang masih tumbuh seperti Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Country Manager IDC Indonesia, Sudev Bangah mengatakan, hal tersebut akan memengaruhi industri ponsel pintar lokal di Indonesia. Ia menyarankan vendor lokal untuk memperkuat bisnis di kawasan timur Indonesia.
"Vendor lokal perlu lebih kuat bermain di Indonesia bagian timur, karena vendor global akan mengincar kota-kota besar," ujarnya kepada CNN Indonesia saat ditemui usai jumpa pers peluncuran TelkomTelstra di Jakarta, Rabu (13/5).
Ponsel pintar harga murah yang ditawarkan vendor lokal punya peluang besar bermain Indonesia timur, di mana banyak warga akan beralih dari ponsel fitur menuju ponsel pintar dan berupaya meningkatkan kualitas hidup.
Sementara itu, produsen global yang memiliki produk untuk kelas menengah diprediksi Sudev akan mengincar pasar di Pulau Sumatera dan Jawa.
Tahun lalu, IDC mencatat vendor lokal menguasai sekitar 23 sampai 25 persen pangsa pasar ponsel pintar lokal. Di tahun ini, Sudev memprediksi ponsel pintar lokal akan menguasai 40 persen pasar ponsel pintar yang diisi oleh merek semacam Smartfren, Evercoss, Advan, hingga Mito.
IDC sendiri memprediksi pengiriman ponsel pintar di Indonesia tahun 2015 ini akan mencapai 29.769.332 unit atau tumbuh 20 persen dibandingkan 2014.
Di tahun ini, IDC memprediksi vendor lokal akan semakin mendapat tekanan dari produsen asal daratan Tiongkok seperti Lenovo, Oppo, Asus, hingga Xiaomi yang terus mendapat kepercayaan dari konsumen. Gejala ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara berkembang lain yang menjadi target utama vendor Tiongkok.
(eno)