Jakarta, CNN Indonesia -- Tiongkok memiliki impian terpendam, yaitu membangun kerja sama yang lebih mendalam lagi dengan negara-negara lain untuk industri antariksa, khususnya Amerika Serikat.
"Sebagai seorang astronot, saya memiliki hasrat tinggi untuk bisa mengangkasa bersama para astronaut dari negara lain. Saya juga ingin bisa sambangi Stasiun Luar Angkasa Internasional," ujar komandan Nie Haisheng kepada kantor berita CNN dalam sebuah wawancara eksklusif.
Diketahui Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dikelola oleh 15 negara dari seluruh dunia, di antaranya AS, Rusia, Kanada, Jepang, Inggris, Perancis, Italia, Denmark, Jerman, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swdia, dan Belgia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, Tiongkok tidak termasuk ke dalamnya lantaran pihak otoritas AS telah lama mengajukan penolakan terhadap keterlibatan Tiongkok di dalam ISS.
Nie menyambung, "kerja sama antariksa menjalin hubungan kekeluargaan. Banyak negara yang mengembangkan program dan Tiongkok sebagai negara besar juga sudah seharusnya membuat kontribusi sendiri di bidang ini."
Pihak Tiongkok pun menyatakan bahwa bidang antariksa sudah menjadi kompetisi strategis. Pemerintah Negeri Panda itu mengaku selama ini sudah selalu menyarankan industri kedirgantaraan harus bebas dari konflik seperti perlombaan senjata luar angkasa.
Sayangnya, harapan Tiongkok untuk bisa betul-betul menjalin kerja sama lebih mendalam dengan AS dalam sektor kedirgantaraan tak bisa mulus.
Di tahun 2011, Kongres AS mengeluarkan Undang-Undang yang isinya melarang NASA untuk tidak menjalin hubungan bilateral dengan program antariksa Tiongkok. Larangan ini mendasar pada kekhawatiran keamanan nasional.
"Tiongkok bisa dibilang sangat diragukan. Dipandang sebagai musuh dan ancaman yang ingin mencuri rahasia dan kekayaan nasional kita," tutur analis antariksa, Miles O'Brien.
Terlepas dari harapan tersebut, Tiongkok dinilai bisa mengimbangi persaingan industri antariksa. Kabarnya, negara itu sedang merancang stasiun luar angkasa sendiri yang diprediksi akan selesai tahun 2022.
Tercatat, Tiongkok meluncurkan program penerbangan awak pada 1992 yang 'mencontek' teknologi pesawat Soyuz milik Rusia. Kemudian 2008 silam, Tiongkok berhasil menyelesaikan misi spacewalk pertamanya.
Tak lupa pesawat robotika Yutu Tiongkok berhasil menjelajah bulan sejak Desember 2013 untuk mengumpulkan data mengenai bulan.
Yutu merupakan misi bulan ketiga dari Tiongkok, menyusul Chang'e 1 dan Chang'e 2, masing-masing meluncur pada 24 Oktober 2007 dan 1 Oktober 2010 silam.
Sementara menurut pengendali misi Chang'e 5, modul pesawat antariksa ini kini mengorbit bulan sembari mengumpulkan data yang berguna untuk perencanaan misi Chang'e 5 pada 2017 mendatang.
(eno)