Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok ilmuwan dari University of Cambridge di Inggris dan University of Liege di Belgia mendeteksi perubahan suhu yang panasnya luar biasa meningkat pesat pada exoplanet yang dikenal sebagai 55 Cancri e, dan dipercaya hal ini bisa disebabkan oleh sejumlah besar aktivitas gunung berapi.
55 Cancri e ditemukan pada 30 Agustus 2004. Ia memiliki diameter dua kali lebih besar dari Bumi, dan massa 8 kali lebih berat, sehingga disebut Bumi super (super-Earth).
Ini adalah salah satu dari lima planet yang mengorbit bintang 55 Cancri A yang bertindak seperti Matahari, terletak 40 tahun cahaya dari Bumi dan tidak terlihat dengan mata telanjang di konstelasi Cancer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Aurora dan Awan Debu Misterius Terdeteksi di Planet MarsPlanet ini mengorbit bintang induknya pada jarak 0,015 AU atau sekitar 25 kali lebih dekat dari jarak Merkurius dengan Matahari. Ia melengkapi satu kali mengorbit setiap 18 jam.
Sifat mengorbit 55 Cancri e tidak berputar seperti planet Bumi. Artinya, tidak ada siang dan malam hari secara permanen di sana.
Para astronom dari Inggris dan Belgia untuk pertama kalinya menemukan dengan cepat perubahan kondisi di planet ini, dengan suhu panas 1.000 - 2.700 derajat Celcius. Untuk mengamatinya, para astronom menggunakan teleskop Spitzer Space Telescope milik NASA, sekaligus mengamati emisi termal yang berasal dari 55 Cancri e.
"Ini adalah pertama kalinya kami melihat perubahan drastis seperti dalam cahaya yang dipancarkan dari sebuah planet ekstrasurya, yang sangat luar biasa untuk Bumi super. Tidak ada tanda emisi termal atau aktivitas permukaan yang pernah terdeteksi untuk Bumi super lain sampai saat ini, "kata Dr Nikku Madhusudhan dari University of Cambridge, salah satu penulis penelitian dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society
Madhusudhan dan peneliti lain percaya variabilitas suhu bisa disebabkan volume gas besar dan debu yang kadang-kadang menyelimuti permukaan, yang mungkin sebagian adalah cairan. Gas bisa disebabkan oleh tingkat yang sangat tinggi dari aktivitas gunung berapi di sana.
"Kami melihat perubahan 300 persen dalam sinyal yang datang dari planet ini, yang merupakan pertama kalinya kami melihat seperti tingkat besar variabilitas dalam sebuah planet ekstrasurya," kata Dr Brice-Olivier Demory dari Cavendish Laboratory, penulis utama dari studi yang berbeda tetapi menunjukan gejala serupa.
Baca juga:
Mau Lihat Lubang Hitam, Ilmuwan Gabungkan Teleskop di Dunia"Meskipun kami tidak sepenuhnya yakin, kami berpikir penjelasan untuk variabilitas ini kemungkinan merupakan aktivitas berskala besar pada permukaan, mungkin vulkanisme, di permukaan yang memuntahkan volume besar gas dan debu, yang kadang-kadang diselimuti emisi termal dari planet ini."
Jika prakiraan para ilmuwan ini benar, maka aktivitas vulkanik di 55 Cancri e lebih tinggi dari apa yang telah diamati pada bulan Galilea di Jupiter.
(adt/eno)