Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tenaga surya Solar Impulse 2 akan melintasi Samudera Pasifik selama lima hari sampai enam malam dari Nanjing, Tiongkok Timur, ke Hawaii di Amerika Serikat, sejauh 8.500 kilometer. Rute ini dinilai menjadi perjalanan paling ambisius yang akan ditempuh Solar Impulse 2.
Andre Borschberg, sang pilot Solar Impulse 2, telah membawa pesawat itu lepas landas dari bandar udara Nanjing menuju Hawaii pada Minggu kemarin (31/5) sekitar pukul 02:40 waktu setempat.
"Saya berdoa agar berhasil melintas Pasifik. Cuaca sedang baik, sehingga saya harap bisa mencapai Hawaii dengan keadaan stabil," ucap Borschberg sesaat sebelum lepas landas, seperti dikutip dari situs The Guardian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana penerbangan untuk saat ini diyakini bebas dari ancaman angin topan. Borschberg cukup percaya diri rencana penerbangan enam hari enam malam tersebut bisa berjalan lancar.
Selama penerbangan, Borschberg yang mengendalikan pesawat tenaga surya seorang diri itu setiap hari akan berada di ketinggian 28 ribu kaki dan merasakan perubahan suhu sekitar 55 derajat Celsius.
Pesawat ini mendapat energi dari 17 ribu sel surya yang dipasangkan di bodi pesawat, sayap, dan ekor. Walau mengandalkan tenaga surya, Solar Impulse tetap bisa terbang pada malam hari berkat daya yang tersimpan di dalam baterai seberat 633 kilogram.
Sayapnya seukuran pesawat Boeing 747, tapi kecepatan terbang Solar Impulse 2 sama dengan mobil di darat.
Pada April lalu, Solar Impulse 2 sempat menghentikan perjalanannya karena cuaca buruk di Tiongkok sehingga harus menetap sementara di sebelah barat daya kota Chongqing.
Solar Impulse 2 lepas landas dari Abu Dhabi pada 9 Maret lalu dan sukses terbang menuju Oman, India, dan Myanmar. Tiongkok adalah tujuan keempat setelah Myanmar dan sesuai rencana, pesawat ini akhirnya terbang menuju Hawaii.
(ded/ded)