Mayat Bangsawan Prancis Ditemukan Awet Tiga Abad

Deddy S | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 13:13 WIB
Arkeolog dari Prancis berhasil menggali mayat seorang bangsawan perempuan dari abad ke-17 yang relatif utuh dan lengkap dengan pakaian kebesaran.
Ilustrasi (Thinkstock/Photos.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Arkeolog dari Prancis berhasil menggali peri berisi mayat seorang bangsawan perempuan dari abad ke-17 yang relatif utuh. Sang bangsawan itu ditemukan masih memakai pakaian kebesarannya, lengkap dengan topi bangsawan dan sepatunya.

Satu tim dari Institut Nasional untuk Riset Pencegahan Arkeologi Prancis yang menemukan mayat dalam peti itu. 

Peti mati itu sendiri ditemukan saat tim itu melakukan penggalian di bawah sebuah areal konstruksi yang sedang membangun sebuah gedung konferensi di Rennes, di baratdaya Prancis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saat kami membuka peti, kami melihat mayat, pakaian dalam volume besar, sepatu,” kata ahli antropologi Rozenn Colleter, yang termasuk dalam tim itu. “Kami belum tahu betapa terawetkannya ia sampai saat kami melakukan pemindaian.”

Colleter menyebut bangsawan itu adalah mumi alami, terawetkan dengan baik secara alami.

Peti timah tempat mayat itu ditempatkan tertutup dengan amat rapatnya. Tak ada serangga dan kelembaban di dalamnya amat rendah. Itu menjelaskan mengapa mayat itu awet. “Dokter mengatakan mayat itu seperti baru dikubur dua pekan, tapi itu sudah berusia 350 tahun,” kata Colleter.

Penemuan inkripsi menjelaskan siapa bangsawan tersebut. Ia adalah Louise de Quengo, Lady of Brefeillac, yang meninggal dunia pada 1656.

Lady of Brefeillac ini dikuburkan dengan memakai semacam mantel tanpa lengan, gaun wol, baju polos, dan bersepatu kulit dengan sol berbahan gabus.

Wajahnya ditutupi dengan selubung, plus dua topi dan sebuah kerudung.

Peti dari bahan timahnya dibuka pertama kali pada 2014. Peti itu adalah satu dari lima peti yang digali, di lokasi yang berisi 800 kuburan. Lokasi penggalian adalah juga bekas lokasi Convent of the Jacobins sejak abad ke-12.

Sebuah relik berisi jantung suaminya, Toussaint de Perrien, Knight of Brefeillac, yang meninggal pada 1649, juga ditemukan di dekat peti mati istrinya.

Segera Membusuk Setelah Peti Dibuka

Begitu peti dibuka, para ahli itu menyadari bahwa proses pengawetan harus segera dilakukan. Sebab, begitu mayat itu bersinggungan dengan udara luar, maka proses pembusukan pun langsung terjadi.

Pasalnya, mayat itu tak memakai balsam seperti mumi pada umumnya. “Kami hanya punya waktu beberapa hari,” kata Colleter.

Tim itu bekerjasama dengan ilmuwan dari Molecular Anthropology and Synthetic Imaging Laboratory di Universitas Toulouse, untuk memindai mayat itu.

Mereka juga mengumpulkan sampel jaringan manusia yang belum terkontaminasi, DNA, dan patogen, termasuk tuberkolosis. Sampel itu akan membantu mereka mencari obat yang paling efektif untuk TBC.

Dari analisis, mereka mendapati bahwa Louise de Quengo meninggal karena sebuah infeksi. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER