Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa kelompok fanatik di media sosial mengklaim bahwa antara tanggal 24 September sampai 28 September 2015, akan ada asteroid besar yang menghantam Bumi dan merusak peradaban. Tak cuma soal astreoid, beberapa teori meramalkan peristiwa kiamat itu dimulai dari proyek The Large Hadron Collider yang digagas oleh CERN.
CERN sendiri bukanlah mitos, ini merupakan organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa, Swiss. CERN yang merupakan kependekan dari Centre Europeen pour la Recherchee Nucleaire memiliki akselerator partikel paling canggih dan mutakhir yaitu Large Hadron Collider (LHC).
Baca juga: NASA Bicara Isu Kiamat di Bulan September
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip melalui situs resminya, CERN berdiri pada tahun 1954 dan kini sudah memiliki 21 negara di Eropa yang menjadi penyandang dananya.
Secara keseluruhan CERN terdiri dari fisikawan dan insinyur yang sedang menyelidiki struktur dasar dari alam semesta. Mereka menggunakan instrumen ilmia terbesar dan paling kompleks untuk memelajari unsur dasar materi atau partikel dasar.
"Partikel yang dibuat untuk bertabrakan bersamaan dengan mendekati kecepatan cahaya. Proses ini memberikan fisikawan petunjuk tentang bagaimana partikel berinteraksi, dan memberikan wawasan ke dalam hukum dasar alam," tulis di situs tersebut.
Baca juga: Isu Kiamat Hantam Bumi Bukan Cerita BaruIntinya adalah CERN dengan LHC mempelajari bagaimana asal usul alam semesta ini terbentuk dan bagaimana mempelajari partikel tersebut lebih jauh.
Mesin LHC ini diharapkan dipakai oleh para ilmuwah untuk memecahkan partikel yang diharapkan menjawab pertanyaan dalam fisikia kuantum. Namun entah bagaimana ceritanya, seperti dikutip
Mirror, beberapa kelompok masyarakat mengatkan LHC buataan CERN dipakai sebagai konspirasi kiamat.
(tyo/eno)