Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) coba mengklarifikasi soal kiamat Bumi yang diklaim bakal terjadi September 2015.
Menurut
Huffington Post, isu tersebut awalnya digulirkan oleh kelompok fanatik di media sosial. Mereka mengklaim bahwa tepat September 2015, Bumi akan ditabrak asteroid berukuran sangat besar. Cerita ini disertai bukti-bukti yang mereka anggap benar.
Teori ini kemudian coba diperkuat dengan cerita bahwa sejumlah negara bagian di Amerika Serikat sedang melakukan latihan militer besar-besaran yang disebut Jade Helm dengan partisipasi 1.200 tentara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa teori meramalkan peristiwa kiamat itu dimulai dari proyek
The Large Hadron Collider yang digagas oleh CERN, organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa, Swiss.
Kelompok masyarakat yang terdiri dari ahli juga percaya teori konspirasi peristiwa jatuhnya asteroid itu memicu munculnya New World Order (NWO) yang disponsori kelompok Illuminati.
NASA menampik cerita tersebut. Asteroid yang menuju Bumi memang ada, banyak malah, dengan jumlah mencapai ribuan. Tapi semuanya sama sekali tidak membahayakan Bumi.
"NASA tidak mengenal asteroid atau komet berada pada jalur tabrakan dengan Bumi, sehingga probabilitas tabrakan besar sangat kecil," kata juru bicara NASA.
Isu soal kiamat bukanlah cerita baru. Desember 2014, asteroid yang diberi nama 2014 UR116 ditemukan oleh Vladimir Lipunov, seorang profesor dari Universitas Negeri Moskow. Ia bersama tim kecilnya, memang sudah lama memperhatikan pergerakan asteroid tersebut.
Asteroid seukuran gunung itu terbang mendekati Bumi, dan jika sampai menabrak maka letusannya diperkirakan bakal cukup fatal. "Kami masih harus melacak pergerakan asteroid ini secara terus menerus," kata Lipunov dikutip dari
Csmonitor.
Gara-gara berita tersebut beberapa kelompok kembali menggulirkan isu soal kiamat yang bakal terjadi pada 2014, padahal asteroid berdiameter 370 meter itu diprediksi baru mendekat beberapa dekade ke depan.
(eno)