Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada yang aman dari serangan peretas, sekalipun itu LastPass, sebuah perusahaan yang menyimpan kata sandi (password) akun layanan Internet.
LastPas memungkinkan penggunanya menyimpan password secara online sehingga mereka dapat mengakses semua akun dengan satu master password. Ini ibarat menyimpan puluhan telur dalam satu keranjang, di mana jika keranjang itu pecah, maka bisa jadi semua telur pecah.
Pada Senin, 15 Juni lalu, LastPass mengumumkan bahwa peretas berhasil masuk ke sistem komputer mereka dan memiliki akses ke alamat email pengguna, pertanyaan pengingat password, dan versi terenkripsi master password pengguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam publikasi di blog resmi perusahaan, LastPass mendesak pengguna untuk segera mengubah password mereka di akun layanan Internet yang tersimpan di LastPass.
Ahli keamanan siber David Longenecker dari Texas, menyayangkan LastPass mempublikasi informasi insiden tersebut sebelum memperingatkan pengguna untuk mengubah password.
Di tengah era digital yang semakin rentan terhadap serangan siber, membuat password yang sama untuk puluhan akun Internet merupakan tindakan yang ceroboh. Tetapi di sisi lain, mengingat banyak password berpotensi membuat pengguna lupa dan kehilangan akun mereka.
Sejumlah penyedia layanan Internet mencoba memberi solusi atas masalah tersebut, salah satunya dengan menyediakan dua langkah otentifikasi yang membuat sebuah akun dapat diakses setelah pihak penyedia layanan mengirim pesan teks sebagai kode akses kedua.
(adt)