Jakarta, CNN Indonesia -- Lingkungan gravitasi nol memang memengaruhi kondisi tulang, otot, mata, otak, hingga organ di dalam tubuh manusia. Kjell Lindgren, seorang ahli medis yang juga astronaut NASA akan bergabung ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk menjalani misi Expedition 44 dan dijadwalkan meluncurkan pada Juli mendatang.
"Jika kita akan pergi ke Mars -- menjelajah ke tujuan lebih jauh di sistem tata surya ini -- kita harus mulai memikirkan tentang kemampuan melakukan operasi usus buntu atau pembedahan empedu," ujar Lindgren kepada situs Time.
Nah, selama Lindgren mengudara di antariksa nanti, ia dan rekan medis yang juga anggota dari Expedition 44 harus memelajari sejumlah 'kasus' medis di bawah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Organ tubuh bergeser"Di lingkungan nol gravitasi, organ dalam tubuh bergeser sedikit. Mereka cenderung bergerak ke arah atas. Hati kemungkinan mengalami perbedaan orientasi," jelas Lindgren.
Sementara itu masalah lain yang bisa muncul adalah pergeseran atau tekanan yang terjadi pada paru-paru, perut, hingga kandung kemih.
Lindgren meyakini, hal tersebut bisa menimbulkan masalah tersendiri, karenanya ia harus meneliti aspek ini selama di ISS.
2. Tulang kekurangan kalsiumTanpa adanya tarikan gaya gravitasi seperti di Bumi, kerangka tulang manusia tidak bisa bekerja secara normal. Malah, mereka justru melemah dan kekurangan kalsium.
Selama ini para astronaut selalu menyisihkan waktu untuk olahraga dan gym untuk mencegah hal tersebut, namun tidak ada yang betul-betul bisa membalikan kondisi itu.
Satu hal yang menarik, saat stasiun luar angkasa Rusia, Mir, masih mengangkasa, semua kosmonaut yang mendiami Mir diperingatkan agar tidak berpelukan dengan kru lain, karena diyakini bisa mengalami patah tulang rusuk.
3. Penglihatan melemahSudah sering dibahas mengenai melemahnya daya lihat para astronaut yang menjalani misi antariksa dalam waktu yang cukup lama.
Bagian buruknya memang satu, yaitu penglihatan mereka belum tentu kembali normal saat mereka pulang ke Bumi.
Rusaknya penglihatan tersebut diakibatkan oleh bergesernya cairan dari tubuh bagian bawah menuju kepala yang menekan syaraf optik dan mengubah bentuk bola mata.
Selain penglihatan, infeksi dan iritasi mata juga sudah umum terjadi di luar angkasa.
"Debu antariksa tidak hanya berasal dari kendaraan seperti di Bumi. Semua material di antariksa terbang melayang dengan bebas dan bisa menyebabkan iritasi," sambung Lindgren.
4. Tak ada kapalan di kakiAda hal baik yang dihasilkan dari ruang nol gravitasi. Kapalan yang muncul di kaki akibat sepatu hak tinggi atau banyaknya aktivitas berjalan, akan hilang di antariksa.
Jawabannya mudah. Di antariksa, manusia tentu tidak berjalan menapak seperti di Bumi. Sehingga, Anda akan terbebas dari kapalan tersebut.
Satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu para astronaut harus berhatu-hati saat melepaskan kaos kaki. Astronaut perlu menjaga keseimbangan, jika tidak, mereka bisa melayang di ruang hampa udara.
5. Dilarang menjahit lukaTentu mudah membayangkan kegiatan para medis yang menjahit luka terbuka di tubuh manusia. Tentu hal ini tidak mungkin dilakukan di luar angkasa.
Nah, inilah yang akan direncanakan oleh Lindgren. Ia akan melakukan eksperimen dengan teknik berbeda demi mengatasi hal tersebut.
Namun, masih belum diketahui kira-kira siapa 'korban' dari kru astronaut lainnya yang siap menjadi pasien Lindgren.