Google Photos Sebut Orang Kulit Hitam Gorila

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2015 10:56 WIB
Algoritma Google Photos menyebut orang kulit hitam di sebuah foto sebagai gorila.
Google kembali tersandung masalah rasisme (Adam Berry/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Google kembali dilanda masalah rasisme. Kali ini, masalah bersumber pada algoritma yang terdapat di aplikasi Google Photos sebagai layanan gudang penyimpanan foto para pengguna.

Salah seorang pengguna Google Photos, Jacky Alcine yang berprofesi sebagai pemrogram komputer dibuat marah bukan kepalang. Pasalnya, ia menemukan foto dirinya bersama sang kekasih berada di dalam kategori foto berlabel "Gorillas". Diketahui keduanya memang warga berkulit hitam.


Diketahui aplikasi Google Photos memang memiliki algoritma pintar yang secara otomatis mengatur dan memberi tag foto para pengguna sesuai objek pada foto itu. Fitur tag sendiri bekerja seiring banyaknya data yang diterima dari pengguna, kemudian algoritma bisa langsung mengenali dan mengkategorikan si objek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, semua gambar atau foto gedung pencakar langit akan disusun ke dalam sebuah album yang diberi label "Skyscrapers".

Alcine melampiaskan kekesalannya melalui beberapa kicauan di akun Twitternya. Kemudian amarahnya menarik perhatian sejumlah orang hingga terdengar ke telinga Chief Architect of Social Google, Yonatan Zunger.

Setelah Alcine meluapkan dengan menulis, "Saya paham BAGAIMANA ini bisa terjadi, namun masalahnya lebih kepada MENGAPA bisa seperti ini. Seperti inikah kalian menentukan target pasar", Zunger dengan sigap menjawabnya.

"TIdak, tentu itu bukan cara menentukan target pasar seseorang. Ini 100% bukan hal baik," kicau Zunger merespon amarah Alcine.

Mengutip situs The Verge, Google telah berupaya memperbaiki algoritmanya, tapi berujung pada menyingkirkan seluruh label gorila. Zunger juga mengatakan bahwa perusahaan sedang bekerja dalam perbaikan jangka panjang yang fokus pada pelabelan foto, khususnya pengenalan lebih baik lagi terhadap wajah berkulit gelap.

Sebelumnya, algoritma layanan Google Maps juga sempat bersikap rasisme terhadap Presiden Barack Obama pada Mei lalu.

Maps bisa melakukan penelusuran Gedung Putih dengan kata-kata cercaan "nigger house" untuk pencarian secara global, sedangkan khusus area Washington D.C., pengguna bisa memasukan kata "nigger king".

Perusahaan kala itu mengatakan, kesalahan tersebut berasal dari sistem ranking pencarian dan kini sudah diperbaiki.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER