Jakarta, CNN Indonesia -- Ular Piton Burma alias
Python bivittatus makin merajalela di Taman Nasional Everglades di Florida, Amerika Serikat. Baru saja pada awal Agustus ini warga menangkap seekor piton besar yang memiliki panjang 5,6 meter dan bobotnya 60 kilogram. Ukuran ini mendekati piton terbesar yang pernah ditangkap di kawasan itu, yakni 5,7 meter.
Ular besar itu akhirnya disuntik mati demi mengantisipasi pertumbuhan populasi ular di taman nasional yang makin tak terkendali.
Kehadiran piton raksasa itu, menurut para ahli, membangkitkan kekhawatiran akan nasib sejumlah satwa di Taman Nasional Everglades. Piton Burma yang bukan asli dari kawasan itu, diyakini berhasil bertahan hidup di sana, berbiak, dan menjadi ancaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Populasinya bertahan dan invasif di Florida, serta kemungkinan piton yang kita temukan sekarang-sekarang ini adalah piton yang lahir di alam liar di Florida ini,” tutur Bryan Falk, ahli biologi dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) di Taman Nasional Everglades, seperti dikutip Livescience.
Bryan bilang, piton ini sulit diberantas karena kemampuannya berkamuflase di alam. Alhasil, ia sulit dicari.
Dari mana ular-ular ini berasal? Menurut catatan Komisi Konservasi Ikan dan Kehidupan Liar Florida, Piton Burma yang habitat aslinya di Asia Tenggara itu, berkeliaran di Taman Nasional Everglades setelah terjadinya hurikan Andrew pada 1992 dan merusak bangunan yang mengurung ular-ular itu. Belum lagi aksi pelepasliaran sejumlah pemelihara ular di Florida.
Ular Piton Burma bertahan hidup di area rawa-rawa dengan kemampuan berburunya yang hebat. Ular ini mampu menangkap hewan-hewan berukuran lebih kecil dengan giginya, lalu menelannya pelan-pelan. Mangsa ular ini di Florida mencakup 40 spesies mamalia dan burung, yang populasinya saat ini terus menurun, diduga akibat dimangsa reptil itu.
Salah satu yang terancam adalah tikus kayu Key Largo dan tikus kesturi. Tak cuma itu, bahkan reptil besar yang termasuk predator di taman nasional itu, aligator Amerika, juga terancam. Ular Piton Burma dikenal juga bisa memangsa aligator. Lantaran belum diketahui apa yang menjadi pemangsa alias predator untuk ular itu, maka manusialah yang mengambil alih.
Falk mengatakan, untuk mengatasi masalah itu tak ubahnya seperti mengatasi tumpahan minyak. Tentu saja langkah pertama adalah menutup kebocoran. Beberapa regulasi sudah dikeluarkan pemerintah setempat untuk mengatur kepemilikan ular dan spesies ular besar penelan lainnya. Lalu langkah kedua adalah ‘membersihkan tumpahan minyak’, artinya pembasmian.
“Sedang diteliti cara terbaik untuk melakukannya,” kata Falk. Yang jelas, ular ditangkap lalu dibunuh dengan cara yang tak brutal. Salah satunya adalah suntik mati, seperti yang menimpa ular betina sepanjang 5,6 meter yang ditemukan pada awal Agustus ini.