Jakarta, CNN Indonesia -- Menyediakan layanan streaming musik dengan harga terjangkau diklaim bisa menjadi salah satu cara ampuh melawan pembajakan.
Hal itulah yang diyakini Guvera, aplikasi layanan streaming musik asal Australia yang sudah masuk ke Indonesia sejak 2014 ingin mengubah industri musik saat ini.
Berdiri pada 2008, Guvera memiliki tujuan sebagai penyeimbang perkembangan musik yang awalnya serba fisik seperti CD hingga sekarang bermigrasi ke ranah digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guvera mencatat, sekitar tahun 2000 hingga 2005 menjadi masa di mana album fisik digandrungi semua orang sebelum akhirnya masyarakat dunia mulai menyentuh akses internet untuk mengunduh lagu sampai streaming.
"Di 2014 sekitar 83,8 persen pendapatan industri musik datang dari Swedia dari ranah digital. Album fisik memang sudah semakin ditinggalkan karena masyarakat melihat ada cara yang lebih mudah untuk mendapatkan lagu," ujar Head of Operation & Marketing Guvera Indonesia, Onny Roberts kepada sejumlah media di Jakarta, Selasa (4/8).
Mengaku paham akan kebiasaan masyarakat yang lebih suka sesuatu berbau gratis, maka Guvera menawarkan dua macam layanan yang bisa diakses secara cuma-cuma dan berbayar.
Layanan gratis Guvera dinamakan Guvera Play, sementara untuk yang berbayar disebut Guvera Platinum.
"Sudah pasti banyak orang yang mengincar produk gratis. Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengguna Guvera dalam satu hari untuk mendengarkan lagu adalah 64 menit," sambung Onny.
Onny menjelaskan, selain karena ingin tetap menghidupkan industri musik dari peralihan konsumsi album fisik ke ranah digital, Guvera mengaku juga ingin menyelamatkan para pencinta musik dari tindakan download ilegal.
"Kami ingin menunjukan ke masyarakat bahwa ada cara lain untuk menikmati musik yang lebih baik jika merasa album fisik harganya semakin mahal. Jika bisa mengurangi kebiasaan download ilegal, sama saja kita memberi penghargaan kepada para musisi yang kita cintai," katanya lagi.
(eno)