Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir kembali menyayangkan ihwal minimnya dana penelitian di Indonesia yang baru berkisar 0,09 persen dari GDP negara.
Dalam acara Forum Nasional: Inventor-Inovator-Investor yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan pada Rabu (5/8) ini, Nasir pun mengungkapkan tentang target anggaran penelitian yang dinilai ideal oleh Indonesia.
"Dari 0,09 persen GDP, 76 persen itu dari pemerintah dan 24 persen dari pihak swasta. Setidaknya sampai akhir tahun harus naik jadi 0,15 persen," katanya kepada awak media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berberkal dari fakta ini, Nasir menargetkan hingga masa jabatannya usai pada 2019 mendatang anggaran riset bisa mencapai angka 0,75 hingga 1 persen. Meski terbilang masih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia yang memperoleh anggaran 1 persen, Singapura 2,5 persen, Korea Selatan 3,4 persen, ia masih berharap wacana ini bisa direalisasikan.
Walaupun jika dikomparasi anggaran riset tadi Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara tadi.
"Maka dari itu, sampai akhir tahun saya maunya sudah bisa nambah Rp 12 triliun. Dan di tahun 2019 nanti sudah bisa terwujud Rp 20 triliun," ungkapnya lagi.
(eno)