Jakarta, CNN Indonesia -- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menyatakan pihaknya masih menunggu perizinan dari otoritas Guam, negara persemakmuran Amerika Serikat guna memulai operasi setelah melakukan akuisisi perusahaan setempat.
Seperti diketahui, Telkom melalui anak perusahaannya, Telekomunikasi Indonesia International USA Inc (Telkom USA), telah mengakuisisi AP TeleGuam Holding Inc merupakan induk perusahaan GTA TeleGuam.
Adapun perusahaan tersebut adalah salah satu operator telekomunikasi di Guam. Perusahaan ini menyediakan layanan telekomunikasi telepon tetap, telepon seluler, Internet, dan televisi berlangganan.
Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga mengatakan sebenarnya secara konten pihaknya sudah memiliki kesiapan yang tinggi dalam memulai operasi bisnis. Namun, pihaknya masih terkendala perizinan operasi yang belum diteken otoritas komunikasi Guam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk di Guam mungkin 95 persen sudah siap secara konten. Yang 5 persen masih in progress, khususnya terkait approval dari otoritas. Bulan ini belum bisa, tapi tahun ini harusnya sudah operasi," jelas Alex usai Peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Alex menilai Guam sebagai pasar yang menarik dan potensial untuk bisnis internasional grup Telkom karena punya posisi strategis sebagai landing point sebagian besar kabel laut yang menghubungkan Asia dan Amerika Serikat. Ia menilai, meski otoritas belum memberikan izin, tapi untungnya proses administrasi antar perusahaan sudah solid.
"Kalau dengan pemilik (perusahaan) sudah oke, tapi kan butuh approval dari beberapa otoritas," jelas Alex
Telkom dan GTA Teleguam sebelumnya telah menjalin hubungan melalui konsorsium pembangunan kabel laut internasional Souh East Asia – United States (SEA-US) bersama negara anggota lainnya dalam rangka memenuhi permintaan bandwidth yang kian meningkat antara Asia Pasific dan Amerika Utara.
Penerbitan ObligasiDalam acara tersebut, Telkom juga meresmikan penerbitan surat utang (obligasi) senilai hingga Rp 7 triliun. Obligasi korporasi ini memiliki tenor hingga 30 tahun, jangka waktu terlama yang pertama kali diterbitkan di Indonesia.
Seperti diketahui, Telkom menawarkan kupon bunga obligasi di kisaran 8,91 persen hingga 11,55 persen. Obligasi yang akan diterbitkan merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi Telkom sebesar Rp 12 triliun.
Jangka waktu jatuh tempo (tenor) obligasi ini ditawarkan mulai dari 7 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun. Untuk tenor 7 tahun, kupon yang ditawarkan sebesar 8,91 persen-10,16 persen. Adapun tenor 10 tahun berkupon antara 8,96 persen-10,31 persen, sedangkan yang 15 tahun berada di level 9,21 persen-11,01 persen. Sementara untuk tenor terlama, 30 tahun, kupon berada di kisaran 9,55 persen-11,55 persen.
"Selama ini investor kan maunya jangka pendek. Kemudian kita menawarkan kepada investor untuk investasi 30 tahun. Ternyata oke dan kita enggak bisa menyerap semua," jelasnya.
Alex mengatakan nantinya sebagian besar dana hasil emisi obligasi, tersebut akan digunakan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur. Utamanya, lanjut Alex, adalah pembangunan infrastruktur jaringan internet di Indonesia.
"Poin pertama adalah, Telkomsel harus
sustain growth-nya. Kedua, adalah ekspansi digital network di Indonesia, makanya butuh obligasi ini. Nanti di Merauke akan dibangun fiber optic tahun ini. Yang ketiga baru ekspansi internasional,” jelasnya.
(gir/tyo)