Raksasa Silicon Valley Bersatu Lawan Pornografi Anak

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 16:43 WIB
Facebook, Google, Microsoft, Yahoo, dan Twitter bekerja sama untuk memerangi konten pornografi anak yang beredar di internet.
Ilustrasi (Pixabay/Pezibear)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para raksasa teknologi Silicon Valley memutuskan untuk bersatu demi memerangi pornografi anak. Mereka adalah Facebook, Google, Microsoft, Yahoo, dan Twitter.

Lima perusahaan teknologi raksasa tersebut bekerja sama dengan Internet Watch Foundation (IWF), sebuah organisasi asal Inggris yang menerapkan sistem baru untuk membantu mendeteksi dan memblokir gambar anak berbau porno di ranah online.

IWF sebagai yayasan sosial telah memperkenalkan teknologi baru yang mampu memberi label atau tag gambar yang memiliki konten kekerasan seksual menggunakan kode dasar yang bekerja seperti sidik jari digital atau hash.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hash tersebut diciptakan dari algoritma. Ada miliaran gambar di internet dan dengan menciptakan sidik jari digital dari satu gambar, ia bakal membantu mengidentifikasi gambar secara spesifik yang bertentangan dengan hash 'jahat'.

IWF menyimpan catatan semua hash dan hanya membaginya kepada lima perusahaan teknologi raksasa itu.

Mengutip situs The Verge, saat sistem ini diimplementasikan, semua gambar yang diunggah ke Facebook, Twitter, dan situs web lain yang tersinkronisasi bakal dipindai dan diidentifikasi.

Apabila sebuah gambar atau foto sebelumnya telah diberi label oleh IWF, sistem tersebut akan mendeteksi hash-nya dan secara otomatis dilarang untuk diunggah dan dibagikan.

IWF memperkirakan, dalam sehari bisa menyingkirkan 500 laman web yang mengandung pornografi anak dan angka tersebut bisa terus meningkat jika gambar berbau porno berhasil terlacak lebih banyak, serta menambah daftar hash 'jahat'.

Untuk saat ini, IWF mengakui belum bisa mendeteksi pornografi dalam format video.

"Daftar hash IWF bisa menjadi pengubah 'permainan' di dalam perang melawan pornografi anak secara online," ujar CEO IWF, Susie Hargreaves dalam sebuah pernyataan di laman publikasi resmi IWF. (eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER