Diblokir, Situs Porno Malah Semakin Dicari

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 09:49 WIB
Salah satu cara pemerintah untuk membendung pornografi adalah, dengan memblokir semua situs yang menyediakan konten tersebut. Langkah ini dinilai belum tepat.
Ilustrasi (Ethan Miller/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu cara pemerintah untuk membendung pornografi adalah, dengan memblokir semua situs yang menyediakan konten tersebut. Langkah ini dinilai belum tepat.

Menurut pengamat strategi dari Provetic, Shafiq Pontoh, pemblokiran bukanlah cara yang efektif untuk menghentikan pornografi.

"Pekerjaan saya itu menganalisis internet dan kelakuan masyarakat. Sebelum ada isu pemblokiran, dalam top 100 situs yang dikunjungi orang Indonesia itu tidak ada pornografi," ujar Shafiq dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (10/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun, peringkat kanal pornografi justru meroket ke posisi 50 setelah isu pemblokiran bergulir. "Karena orang justru malah mencari. Mereka berpikir, 'Oh, ada?' Mereka lalu mencari dan malah membeludak," tuturnya.

Saat itu pula, berbagai situs yang berhubungan dengan pornografi diblokir oleh mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. Setelah Tifatul dilengserkan, proses blokir diwariskan kepada Rudiantara.

Merujuk pada pengamatan Shafiq, semakin banyak situs diblokir, semakin membeludak pula rasa penasaran masyarakat. "Masyarakat mulai mencari cara. Sekarang, mekanisme blokir sudah bisa dibobol," kata Shafiq.

Hanya dalam sekejap, upaya Shafiq untuk membangun konten positif di tengah masyarakat pun runtuh. 

Namun, Shafiq mengaku tak mau menyerah. Ia mengerahkan tenaga mengajak masyarakat dan figur publik untuk tetap menebar konten-konten positif.

"Manusia hanya punya waktu 24 jam. Jika dipakai untuk makan, pergi ke kantor, sekolah, bermain, dan lain-lain, mungkin sisa waktu hanya dua jam untuk buka internet. Jika kita kasih konten positif, mereka tidak akan sempat cari-cari pornografi," katanya.


(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER