Jakarta, CNN Indonesia -- Yayasan Teknologi Terbuka Indonesia (YaTTI) meluncurkan Ubuntu Indonesia yang merupakan versi sistem operasi inti program Linux yang dikhusukan untuk pengguna atau aplikasi di Indonesia pada Senin (17/8).
Pihak YaTTI mengatakan Ubuntu Indonesia merupakan salah satu distribusi Linux/Ubuntu yang memiliki konfigurasi khusus dengan sistem
default yang disesuaikan pada standar program atau aplikasi untuk pemerintah dan kalangan bisnis di Indonesia.
Sistem operasi ini menawarkan tampilan yang sederhana, dan polos, dalam arti tak ada hiasan atau program yang tidak diperlukan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengelola YaTTI, Ubuntu selama ini diketahui sebagai sistem operasi andal, aman, dan gratis, yang digunakan oleh para pakar teknologi informasi. Tetapi perkembangannya terhambat oleh sistem
default internasional yang kurang sesuai dengan standar di Indonesia.
Dalam siaran pers, YaTTI mengklaim Ubuntu Indonesia memiliki keunggulan antara lain
repository yang lengkap, sistem yang mudah dipakai, serta dukungan dari komunitas dan pengguna yang banyak.
Ubuntu Indonesia juga memberikan kemudahan dengan konfigurasi yang menyertakan standar aplikasi,
software propietary (berpemilik), serta
codec sehingga diklaim sebagai sistem operasi yang siap pakai, tanpa perlu pengaturan.
YaTTI, yang fokus pada pengembangan teknologi bersifat terbuka
(open source), melakukan pengembangan Ubuntu Indonesia sejak tahun 2014 dan didirikan oleh Gary Dean (pendiri Forum Ubuntu Indonesia), HM Basyir (mantan Walikota Pekalongan), dan Teddy Sukardi.
Mereka memiliki pusat pengembangan yang disebut Pusat Komputer Masyarakat (Puskomas) yang bekerjasama dengan Pemkot Pekalongan.
Ubuntu sendiri pertama kali dirilis pada 20 Oktober 2004 oleh organisasi Canonical dari Inggris dengan prinsip sistem terbuka.
(adt)