Datang ke Restoran All U Can Eat Bernama Apple Music

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Rabu, 19 Agu 2015 14:33 WIB
Menikmati lagu di Apple Music seperti datang ke restoran all u can eat. Bayar tetap, makan sepuasnya. Eits, tapi syarat dan ketentuan berlaku.
Apple Music (Andrew Burton/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Apa yang disentuh oleh Apple hampir pasti akan menjadi trend. Tidak hanya menciptakan trend baru namun terkadang mengangkat layanan yang sebelumnya sudah ada di pasaran menjadi lebih populer lagi. Sama seperti halnya layanan streaming musik dibawa melalui Apple Music.

Layanan steraming musik di Amerika Serikat salah satunya adalah Spotify yang sudah mempunyai konsumen dan komunitas tersendiri. Dan Apple Music datang untuk menghadang itu. Ya, layanan streaming musik Apple itu baru saja hadir di tengah pengguna iDevice, khususnya.

Apa itu layanan streaming musik? Layanan ini intinya adalah menyewakan lagu yang tersedia, bisa diputar kapan dan dimana saja tanpa harus di dalam perangkat yang sama. Apple Music pun demikian, semua lagu yang tersedia juga berbasis di cloud. Artinya juga, pengguna harus membutuhkan sambungan internet untuk memutar lagu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika iOS 8.4 datang dan iTunes melakukan pembaruan ke versi 2..2 maka Apple Music mulai mengekspansi. Sejak itu evolusi 'kuping' dalam mendengarkan lagu-lagu terjadi.

Wujud Apple Music bersatu di iTunes terbaru, sementara di iOS 8.4 dipisahkan dari iTunes Store--sesuatu yang agak menjengkelkan karena berarti satu lagi aplikasi yang tak bisa di-delete sesuai kebutuhan karena merupakan aplikasi bawaan Apple.

Lupakan soal perseteruan Apple Music dengan Taylor Swift, karena layanan streaming musik ini tampil elegan di iTunes Store yang menjadi ciri khas Apple dan membuat lagu-lagu Shake it Off, Bad Blood atau Blank Space bisa diputar tanpa harus pusing memikirkan berapa banyak biaya yang dikeluarkan.

Tapi Apple lupa, layanan baru ini perlu penyesuaian dari penggunanya sehingga antar muka, menurut CNN Indonesia, terlalu memusingkan.
Apple Music versi iTunes (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)

Memasuki bagan awal Apple Music, seolah pengunjung diajak ke toko musik terbesar dan terlengkap di dunia. Karena bukan rahasia lagi, iTunes berhasil membawa industri musik ke dalamnya dan jauh lebih mature ketika penjualan CD fisik mulai menurun.

Seperti dikatakan sebelumnya, terlalu banyak musik Apple kurang bisa mengaturnya agar enak dipandang mata dan tak terkesan menumpuk. Fitur rekomendasi dan playlist cukup membantu, tapi sayangnya agak kurang memiliki estetika dan terllihat masih menumpuk satu sama lain.

Beruntung, untuk pencarian musik, Apple Music cukup mudah dan dipisahkan antara lagu yang ada di katalog online maupun milik pengguna yang sudah disimpan di perangkat secara offline. Lagu dari beragam musisi pun sangat banyak disajikan di Apple Music. Mau paling gres hingga lawas, dari yang hip hop sampai dangdut pun semua ada di Apple Music. satu kelebihan yang tak dimiliki oleh layanan sejenis.

Kelebihan dan Kekurangan Fitur

Bila desain yang ditampilkan Apple Music terlihat menumpuk satu sama lain dan perlu penyesuaian lebih bagi pengguna awam, maka saatnya beralih ke fitur-fitur yang disajikan. Fitur utama sebagai penyedia musik, Apple Music sudah melakukannya dengan baik bahkan jauh lebih diantara katalog musik streaming lainnya.
(CNN Indonesia/Apple Music)

Untuk memudahkan lagu apa saja yang sudah diputar, Apple Music menyediakan daftar di My Music dengan hanya mencentang di bagian kiri atas. Dengan mem-follow artis yang dicari, pengguna pun bisa mendapatkan lagu yang sering diputar atau baru dari si artis.

Ragam Playlist pun lebih beragam. Mulai dari pihak ketiga sampai dari Apple itu sendiri. Pun begitu Apple Music juga cerdas merekomendasikan Playlist tempat akun pengguna terdaftarkan. Maka sungguh mengaggetkan bilama di laman ini, Playlist Apple Music menawarkan lagu lama dari era 1990a hingga 2000an, seperti Base Jam,/Rif, Flowers, Sheila on 7, Padi, Bunglon dan masih banyak lagi.
(CNN Indonesia/Apple Music)

Lagu-lagu dangdut, melayu hingga metal alias melayu total juga hadir di Apple Music. Lagu lama sampai lawas sekali seperti Pancaran Sinar Petromax pun ada di layanan ini.

Bahkan musik-musik indie Indonesia seperti White Shoes and The Couples Company, Payung Teduh, Float, Sore, Mocca atau Pandai Besi diberikan ruang di Apple Music. Bila ditanya soal musik barat, wah sudah pasti banyak dan lengkap tak perlu rasanya ditulis ulang.

Agak sedikit mengganjal, justru pemilihan format lagu yang ditawarkan. Musik di Apple Music berada di file AAC, yang artinya bitrates yang ditawarkan juga tinggi dan ini tentu saja sangat nyaman baik diputar melalui speaker atau headphone. Namun, bila itu adalah layanan streaming, tentu saja membutuhkan layanan data yang cukup banyak. Maka tak disarankan diputar melalui jaringan seluler.

Kekurangannya, Apple Music tak memberikan opsi untuk memilih format lagu yang akan diputar di device, sehingga mau tak mau pengguna yang harus menyesuaikan paket datanya.

'Untungnya', Apple Music menyediakan fitur 'Make Available Offline' yang artinya bila pengguna berada di jaringan WiFi bisa diunduh dan disimpan di perangkat masing-masing dan memutarnya tidak perlu menggunakan data lagi.

Sejauh ini, tidak ada perbedaan mencolok antara Apple Music versi iTunes desktop dengan versi di mobile. Pengguna bisa dengan bebas memilih atau mengikuti lagu yang diinginkan, termasuk jenis lagunya dan dengan cerdas Apple Music akan memberikan rekomendasi secara rutin.
(CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)

Untuk menggaet pengguna Apple Music, sang induk semang memberikan promosi tiga bulan gratis walaupun sebetulnya tak benar-benar gratis, karena Apple mengenakan biaya membuat token ID sebesar Rp 10 ribu. Setelah itu langganan dikenakan biaya hingga Rp 69 ribu per bulan untuk individual dan Rp 109 ribu untuk enam anggota atau Paket Family.

Kesimpulan yang bisa diambil, Apple Music datang dengan menggebrak layanan musik streaming sudah ada. Dengan keunggulan katalog musik yang luar biasa banyak dan ekosistem yang sudah mapan, rasanya ini pantas digunakan sebagai cara lain untuk mendengarkan musik dengan gaya baru.

Karena layanan musik streaming seperti Apple Music ini seperti datang ke restoran 'All U Can Eat'. Bayar tarif flat, nikmati sepuasnya. Bila bosan dengan salah satu lagu tinggal dihapus, tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER