Smartfren Tak Ingin Hanya Jualan Bandwidth

Aditya Panji | CNN Indonesia
Rabu, 19 Agu 2015 16:03 WIB
"Sekarang operator telekomunikasi kalau cuma jual bandwidth saja tidak akan bisa." kata Roberto Saputra.
Chief Brand Officer Smartfren Telecom, Roberto Saputra (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan telekomunikasi Smartfren Telecom akan serius menggarap bisnis konten atau aplikasi digital di ponsel pintar, sebagai pendukung dari bisnis jaringan (network) dan perangkat (device) yang sudah ada.

Sejumlah strategi akan diterapkan anak perusahaan Sinarmas itu, termasuk membuat konten sendiri sampai bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menyediakan konten di ponsel Andromax.

"Sekarang operator telekomunikasi kalau cuma jual bandwidth saja tidak akan bisa. Orang beli ponsel dan internet untuk pakai konten," kata Chief Brand Officer Smartfren Telecom, Roberto Saputra, usai jumpa pers di Jakarta, Rabu (19/8).

Smartfren untuk langkah awal bakal memperkuat diri di bisnis konten dengan menjalin kemitraan bersama penyedia konten, termasuk dilaporkan akan menyediakan konten video yang bisa ditonton secara streaming di ponsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami masih mencari bentuk mana yang bisa bersaing. Nanti kelihatan mana yang bisa untuk jangka panjang. Kita membuka kesempatan seluas-luasnya," ujar Roberto.

Smartfren resmi mengkomersialkan layanan 4G LTE di 22 kota pada hari ini. Perusahaan berinvestasi sekitar US$ 500 juta untuk membangun infrastruktur 4G LTE dan menggandeng Nokia dan ZTE sebagai produsen base transceiver station (BTS).

Nokia menggarap daerah operasional Smartfren di Sumatera, Jabodetabek, dan Jawa Barat. Sementara ZTE di Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi.

Sebelum meluncurkan layanan Internet 4G LTE, Smartfren lebih dulu memasarkan perangkat ponsel pintar dan router Wi-Fi portabel yang mendukung 4G LTE pada Juni lalu.

Perusahaan yang identik dengan warna merah ini mengadopsi teknologi 4G LTE dengan standar pengantaran data FDD (Frequency Division Duplex) di spektrum frekuensi 850 MHz yang mereka miliki, kemudian TDD (Time Division Duplex) di spektrum 2.300 MHz yang akan dihuni Smartfren dalam waktu dekat.

TDD punya karakter sangat cepat ketika memberi akses download, tetapi untuk kecepatan akses unggah cenderung lemah.

Sementara FDD punya karakter akses download dan upload yang seimbang. Karena standar FDD dipakai Smartfren pada spektrum rendah, maka ini sangat cocok untuk memberi akses pada jangkauan yang lebih luas.

Smartfren sendiri nantinya akan mengadopsi teknologi yang disebut sebagai LTE-Advanced. Maksudnya adalah, sumber daya frekuensi operator di 2.300 MHz dan 850 MHz dapat berjalan beriringan di dalam satu perangkat--karena dalam ekosistem sekarang kebanyakan handset hanya mendukung salah satunya saja.

(adt/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER