Jakarta, CNN Indonesia -- John Chen yang menjabat sebagai CEO BlackBerry sejak 2013 lalu dinilai membawa dampak yang signifikan. Ia melakukan gebrakan baru di perusahaan dan berhasil mencetak saldo kas tertinggi yakni US$ 3,3 miliar atau Rp 46,2 triliun.
Sejak Chen yang menduduki pucuk tertinggi BlackBerry, perusahaan memang tak banyak memproduksi
hardware. Justru, mereka lebih menfokuskan pada pengembangan
software.
Diketahui dalam kurun dua tahun terakhir, hanya lima
handset yang dirilis di era Chen, yaitu BlackBerry Z3, BlackBerry Passport, BlackBerry Classic, BlackBerry Porsche Design P'9983. Walau begitu, keadaan finansial dan perkembangan perusahaan tetap berjalan makmur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"
Ya, memang tak banyak produksi
hardware dan lebih fokus di
software. Semua setuju bahwa inilah yang harus dilakukan," tutur Chief Legal Officer BlackBerry, Steve Zipperstein kepada sejumlah media di Jakarta.
Proses gebrakan Chen pun tak melulu mulus dan semudah membalikan telapak tangan. BlackBerry sempat merumahkan sejumlah pekerjanya dan menekan biaya pengeluaran ongkos produksi. Cara ini pun kemudian membuahkan hasil dan lebih efektif.
"Langkah tersebut membuahkan hasil. Tercatat saldo kas tertinggi dalam sejarah perusahaan adalah US$ 3,3 miliar yang ada di bank," sambung Zipperstein.
Demi peningkatan sisi sekuritas dalam hal peranti lunak, BlackBerry turut mengakuisisi empat perusahaan, yakni Secusmart, WatchDox, Movertu, dan QNX. Untuk sekarang, perusahaan mengaku sedang dalam proses akuisisi perusahaan software AtHoc.
(tyo)