Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) diketahui akan mengalokasikan dana maksimal Rp 200 juta untuk persiapan situs revolusimental.go.id. Dengan dana tersebut, bisa apa?
Idealnya, menurut Direktur Operasional Pengelola Nama Domain Internet (Pandi) Sigit Widodo, situs yang dirancang untuk masif dikunjungi oleh masyarakat secara luas menggunakan server sendiri dan bukan
shared hosting yang digunakan web tersebut saat ini.
"Biaya terbesar untuk web semacam ini sebetulnya ada di
hardware dan
koneksi. Untuk membeli
server saja butuh dana sekitar US$ 2.500 sampai US$ 3.000 (atau setara Rp 35-42 juta)," ujar Sigit, saat berbincang dengan CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, selain
server sendiri, situs ini juga harus membayar
colocation atau tempat penyewaan untuk menaruh server dengan perkiraan Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Sementara itu biaya lain sekitar Rp 25 juta.
"Idealnya sih Rp 100 juta dengan biaya pemiliharaan termasuk pengisi kontennya, Rp 50 juta," sebutnya.
Sebelumnya, Sigit memperkirakan, bahwa susahnya akses alias
overload ke situs yang digagas kementerian Puan Maharani ini karena menggunakan
shared hosting dan besar kemungkinan tidak memanfaatkan akses
unlimited.
Memang Pandi, mengelola nama domain berakhiran .id. Salah satu registrar Pandi adalah Kementerian Kominfo yang khusus menerima pendaftaran nama domain instansi penyelenggara negara. Registrar khusus ini dijalankan Oleh Direktorat e-government Aptika Kominfo.
Khusus untuk domain-domain instansi penyelenggara negara, karena milik pemerintah, di aturan Pandi dimungkinkan untuk pemerintah mengatur kebijakannya sendiri.
Namun begitu, Sigit menambahkan "tidak ada aturan yang dilanggar, tapi memang kurang tepat kalau web yang dirancang untuk akses masif oleh publik menggunakan
shared hosting. Apalagi yang aksesnya tidak
unlimited."
Hal tersebut yang disayangkan secara pribadi olehnya. "Menurut pandangan saya pribadi, revolusimental.go.id seharusnya tidak perlu terburu-buru dirilis kalau belum siap."
"Pembuatannya terkesan sangat terburu-buru dan kurang disiapkan dengan baik. Sayang saja, untuk web sepenting ini," dia, menandaskan.
(tyo)