Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan negaranya perlu lebih cepat dalam merespons segala bentuk serangan siber yang menyerang perusahaan maupun lembaga negara, Jumat (11/9).
Berbicara dalam sebuah acara dengan anggota militer AS, seperti dikutip dari Reuters, Obama menjelaskan bahwa praktik dugaan serangan siber China, “Tidak dapat diterima.”
Negeri Paman Sam telah menuding China berada di balik serangan yang ditujukan pada lembaga pemerintah, termasuk lembaga yang mengurusi pegawai negeri sipil setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Amerika Serikat Was-was Hadapi Hacker ChinaSebelumnya, Direktur Intelijensi Nasional AS, James Clapper, mengatakan negara perlu waspada terhadap serangan siber China yang meningkat beberapa pekan terakhir sebelum Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Washington.
Menurut penilaiannya, China dan Rusia bisa melakukan serangan yang dapat beresiko mengancam dunia maya secara global. Dia juga menyebut Iran dan Korea Utara sebagai ancaman serius namun mereka tak memiliki teknologi yang canggih.
"Spionase dunia maya asal China terus menargetkan serangan ke sektor penting AS, mulai dari informasi keamanan nasional untuk data ekonomi hingga hak kekayaan intelektual yang dipunyai AS," kata Clapper, seperti dikutip dari Reuters.
Namun, China menanggapi tudingan itu dengan tenang. Negeri Tirai Bambu, yang diwakili oleh Penasihat Negara China, Yang Jiechi, justru membuka peluang kerja sama keamanan siber dengan AS.
"Kami berharap China, AS dan negara-negara lain bisa bekerjasama untuk aturan keamanan siber di arena internasional dalam semangat saling menghormati, kesetaraan dan saling menguntungkan," kata Yang dalam sebuah wawancara yang fokus menanyakan kunjungan kenegaraan Presiden Jinping ke AS.
Ia menegaskan bahwa China sendiri adalah korban peretasan siber dan ia mengatakan dugaan ini harus diselidiki dan ditangani.
(adt/eno)