Manusia Tak Boleh Ditindas Kecerdasan Buatan

Aditya Panji | CNN Indonesia
Minggu, 11 Okt 2015 12:07 WIB
Menurut Stephen Hawking, risiko kecerdasan buatan berada pada kompetensi atau kemampuan manusia dalam menguasainya agar tidak dibuat terlalu cerdas.
Seorang perempuan menjabat tangan dari robot yang dipamerkan dalam konferensi industri teknologi Schunk di Hannover Messe, Hanover, Jerman, 13 April 2015. (REUTERS/Wolfgang Rattay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah ilmuwan dan ahli komputer, termasuk Stephen Hawking, telah mewanti-wanti pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan manusia. Kali ini Hawking menegaskan bahwa masa depan kecerdasan buatan berada di tangan "kompetisi" manusia.

Menurutnya, risiko nyata dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bukan berada pada kejahatan, tetapi pada kompetensi atau kemampuan dan kewenangan manusia dalam menguasainya.

"Sebuah AI yang super pintar akan sangat baik untuk mencapai tujuan, dan jika tujuan tersebut tidak selaras dengan kita, kita berada dalam kesulitan," ujar Hawking dalam sebuah sesi wawancara Ask Me Anything di forum online Reddit, Kamis (8/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hawking tak mengetahui kapan itu benar-benar terjadi, tapi ia menggarisbawahi perlunya kehati-hatian dalam mengembangkan kecerdasan buatan. Teknologi ini perlu diarahkan dan disepakati pengembangannya agar manusia fokus membuat peranti lunak atau peranti keras yang menguntungkan kehidupan manusia.

Hawking sebelumnya telah mengatakan pengembangan kecerdasan buatan yang berlebihan dan tanpa kontrol ketat oleh manusia, bisa "berarti akhir dari umat manusia."

Bukan hanya Hawking yang mengatakan demikian, sejumlah ilmuwan dan ahli komputer termasuk Elon Musk dan Bill Gates, juga mengatakan demikian.

"Pertama, mesin-mesin nantinya akan mengerjakan banyak pekerjaan untuk kita dan dibuat agar tidak menjadi super cerdas," kata Gates

Hawking sendiri mengingatkan agar tidak membuat sebuah kecerdasan buatan yang mampu lepas pandas dengan sendirinya, dan melakukan desain ulang menuju satu titik yang semakin meningkat.

Ia menilai bahwa peranti lunak kecerdasan buatan berpotensi mengembangkan dirinya sendiri dengan cepat. Sementara manusia dibatasi oleh evolusi biologis dan keberadaannya terancam oleh kecerdasan buatan. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER