Sony Keluar dari Bisnis Ponsel, Apa Iya?

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2015 14:59 WIB
Sony membuat keputusan, bila tahun depan bisnis ponsel mereka terus lesu, perusahaan ini akan berhenti berjualan ponsel.
Kazuo Hirai, CEO of Sony (REUTERS/Axel Schmidt)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan cerita baru soal rencana Sony Mobile Communications untuk berhenti jualan ponsel pintar. Bedanya, bila dahulu ini hanyalah hembusan gosip yang ditampik, namun kali ini produsen asal Jepang itu sudah mantap memilih jalannya.

Awal tahun 2015, CEO dan President Sony Mobile Hiroki Totoki, memberikan indikasi kuat bahwa perusahaanya tidak akan pernah meninggalkan pasar ponsel pintar. Rumor ini sendiri muncul, setelah Sony rela melepas divisi komputer Vaio karena dianggap tak lagi menguntungkan.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Juli 2015, CEO Sony Kazuo Hirai bilang,"kami mengesampingkan untuk mempertimbangkan strategi keluar dari unit bisnis ponsel pintar."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keyakinan bos besarnya itu membuat Totoki yakin bahwa Sony tidak akan pernah keluar dari bisnis mobile.
CEO Sony Mobile Communications Hiroki Totoki (REUTERS/Toru Hanai)

"Ponsel pintar terhubung ke perangkat lain, yang artinya juga terhubung ke kehidupan masyarakat. Kami sedang menuju era Internet of Things (IOT) dan kami harus menghasilkan kategori produk baru di segmen," kata Totoki.

Tak sampai beberapa bulan kemudian, keyakinan itu seolah memudar. Sebab, Hirai tak lagi yakin dengan bisnis ponsel pintar yang dikelola oleh perusahaanya tersebut. Kepada sejumlah wartawan, akhir pekan lalu, dia bilang "telah mempertimbangkan untuk keluar dari jalur bisnis perangkat mobile apabila gagal meraih keuntungan tahun depan."

"Kami tetap berada di jalur bisnis perangkat mobile selama keuntungannya sesuai harapan ke depan dan seterusnya," ujar Hirai.

Keuntungan perusahaan asal Jepang itu di bisnis perangkat mobile banyak bergantung pada ponsel pintar Android seri premium, yaitu Xperia Z5, 4K Xperia Z5, dan Z5 Compact, yang diperkenalkan dalam pameran teknologi IFA 2015 di Berlin beberapa waktu lalu.

Mengutip Tech Times, pangsa pasar Sony di tahun 2014 tercatat hanya 17,5 persen di Jepang dan kurang dari satu persen untuk pasar Amerika Utara yang notabene dikuasai Apple dan Samsung.

Bila tahun depan bisnis ponsel masih saja lesu, mungkin saja Sony akan lebih fokus bermain 'di belakang layar'.
Salah satu ponsel pintar Sony Mobile (REUTERS/Toru Hanai)

Maksudnya, Sony tidak akan benar-benar menarik diri dari pasar ponsel pintar, berhenti jualan ponsel mungkin. Karena perusahaan ini mempunyai bisnis lain di segmen tersebut, salah satunya adalah komponen ponsel. Sensor kamera ponsel, diantaranya.

Menurut laporan Business Insider, Sony harus memasok lebih banyak sensor kamera ke produsen besar, yang salah satunya adalah iPhone besutan Apple. Permintaan tinggi iPhone, membuat Sony harus merogoh US$ 376 juta atau hampir Rp 5 triliun untuk memperluas pabriknya di Nagasaki dan Yamagata, Jepang.

Ini belum termasuk dari beberapa mitra yang bekerjasama dengannya untuk memasok sensor kamera tersebut, termasuk beberapa diantaranya dari merek ponsel China yang tengah naik daun menguasai--lebih tepatnya mengerogoti--vendor ponsel yang sudah ada sebelumnya.

Jadi, apa iya Sony benar-benar keluar dari bisnis ponsel?

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER