Jakarta, CNN Indonesia -- Balon internet Loon dari Google ibarat base transceiver station atau BTS yang terbang di angkasa. Ia dijanjikan tidak mengganggu penerbangan pesawat komersial, karena dirancang untuk terbang lebih tinggi dibandingkan pesawat komersial.
Dari keterangan resmi yang diungkap Google, sejatinya Loon terbang di ketinggian dua kali lipat dari ketinggian normalnya pesawat komersil berjalan, yaitu sekitar 20 kilometer di atas permukaan Bumi. Sementara pesawat komersial di sekitar 12 kilometer.
CEO Indosat, Alexander Rusli menyatakan balon Loon tidak akan mengganggu penerbangan sebab ketinggiannya memang di atas pesawat komersil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Loon) terbang di 60 ribu kaki. Sedangkan pesawat paling tinggi, seperti Boeing 747, dia terbang di 40 ribu kaki," jelas Alex kepada awak media di Kantor Pusat Indosat, Jakarta Pusat, Jumat (6/11).
Ia menjelaskan bahwa balon udara itu akan terbang untuk menyebar sinyal Wi-Fi agar ponsel pintar pengguna dapat mengakses Internet berteknologi 4G LTE.
Indosat mengaku sampai saat ini belum tahu berapa jumlah balon yang akan diterbangkan di Indonesia untuk uji teknis bersama Google yang dijadwalkan berlangsung pada kuartal pertama 2016. Begitu juga dengan model bisnisnya.
Tim teknisi operator seluler, dari penjelasan Alex, masih mempertimbangkan soal kawasan di Indonesia yang akan diuji coba balon Loon. Yang jelas, wilayahnya tentu akan berbeda dengan dua operator lain, yaitu Telkomsel dan XL Axiata.
Para operator seluler akan memfasilitas uji teknis balon Google dengan memanfaatkan spektrum 900 MHz. Google akan menyediakan perangkat radio pemancar yang melekat pada balon itu. Radio ini tetap terhubung dengan infrastruktur telekomunikasi operator seluler yang berada di darat.
(adt)