Jakarta, CNN Indonesia -- Ilmuwan berhasil mengidentifikasi objek misterius yang memasuki atmosfer Bumi pada Jumat 13 November lalu, atau yang disebut-sebut orang sebagai Friday the 13th. Objek yang disebut WT1190F itu dipastikan adalah sampah antariksa yang berasal dari sisa-sisa roket beberapa misi Apollo terdahulu.
Para ilmuwan bersama dengan International Astronomical Center, United Arab Emirates Space Agency, dan NASA berhasil melakukan penelitian terkait lintasan objek dan mengambil gambar ketika objek ini jatuh. Ketika memasuki atmosfer Bumi, WT1190F ini terlihat seperti runtuhan langit menyerupai bola-bola api yang jatuh ke Bumi.
WT1190F berhasil mendarat di Bumi dan jatuh di atas Samudera Hindia, tepatnya di sebelah selatan Sri Lanka. Objek ini mendarat pada Jumat (13/11) dalam durasi beberapa detik, tepatnya pada pukul 06:18:34 hingga 06:18:41 waktu setempat. Jadwal kedatangan WT1190F ini tepat seperti yang diperkirakan tim ilmuwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembalinya objek WT1190F ke dalam atmosfer Bumi menjadi peristiwa pertama kali di mana objek antariksa buatan manusia bisa kembali 'pulang' ke Bumi. Kedatangan objek ini juga menandai pertama kalinya tim peneliti berhasil memprediksi waktu kedatangan dari objek luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi.
Objek yang berukuran sekitar satu meter ini pertama kali berhasil diidentifikasi oleh Catalina Sky Survey dan terus dipantau oleh Near Earth Object Coordination Centre (NEOCC) dari European Space Agency, sebelum akhirnya memasuki atmosfer Bumi.
"Pertama, objek ini menarik karena dapat menjadi bahan penelitian terkait satelit atau bongkahan besar dari luar angkasa yang berhasil kembali ke Bumi. Kedua, objek ini memberikan kesempatan ideal bagi kita untuk melakukan uji coba terkait kesiapan kita dalam menghadapi asteroid yang mungkin mendarat di Bumi di waktu mendatang," jelas para ilmuwan yang ditulis dalam Fox News.
Untuk ke depannya, ilmuwan berharap hasil penelitian ini bisa menjadi tolak ukur ke depan untuk melakukan prediksi lain serta melakukan tindakan preventif bila nantinya ada objek-objek antariksa lainnya yang mendekati Bumi.
(eno)