Mengungkap Cahaya Biru Misterius di Planet Kerdil Ceres

Marry Marsela | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 09:56 WIB
Para peneliti menduga, materi biru yang terdapat di kawah Occator pada planet kerdil Ceres ini adalah garam yang mendendap dan telah mengkristal.
Pesawat robotika Dawn milik NASA memotret titik terang di permukaan planet kerdil Ceres. (Dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baru-baru ini ilmuwan menemukan suatu materi yang tidak lazim pada permukaan planet kerdil bernama Ceres. Materi tersebut terlihat memancarkan warna biru terang yang berkilauan dan begitu kontras dibandingkan permukaan lain di planet itu. Sebenarnya, apakah materi biru tersebut?

Banyak hipotesis yang muncul, mulai dari kemungkinan air yang membeku menjadi es sampai dugaan adanya kumpulan makhluk hidup yang 'mengeluarkan cahaya sendiri'.

Namun ternyata, materi biru yang terdapat di kawah Occator ini adalah garam yang mendendap dan mengkristal. Tim ilmuwan belum berhasil mengidentifikasi secara tepat terkait kandungan garam yang terdapat pada planet ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari National Geographic, ilmuwan menduga materi ini merupakan kristal garam yang mengandung amonia.

“Ketika es berubah uap air di saat suhu menghangat, materi ini mungkin tertinggal dan mengendap di dasar kawah dan membentuk kristal garam,” ungkap Andreas Nathues dari Solar System Research Max Planck Institute.

Titik-titik biru yang terlihat ini adalah sisa-sisa dari proses sublimasi air es yang mengendap di dasar kawah terbesar pada planet Ceres.

Imuwan menemukan setidaknya ada 130 titik di mana terdapat materi biru berkilauan pada dasar kawah terbesar di permukaan planet yang memiliki diameter 950 km dan berat 0,00015 kali lebih ringan dari Bumi. Materi biru yang sama juga ditemukan di kawah lain bernama Oxo. Materi biru misterius ini berhasil diidentifikasi menggunakan Dawn, pesawat antariksa yang ditugaskan untuk mengorbit Ceres.

Di saat pagi hari ketika matahari menyinari permukaan Ceres, kristal es yang mengandung garam ini seakan menghasilkan kabut berwarna biru terang setinggi beberapa ratus meter di daerah sekitar kawah.

Seiring waktu berjalan cahayanya terlihat memudar ketika senja dan akan kembali muncul pada hari berikutnya. Kabut ini diiperkirakan merupakan es dari endapan kristal yang menguap ketika disinari cahaya matahari.

Sampai saat ini, ilmuwan masih bertanya-tanya asal materi biru misterius ini. Materi yang mengandung amonia ini sebelumnya ditemukan di Charon, bulan terbesar Pluto; Orcus, salah satu objek yang terletak di sabuk Kuiper; serta Miranda, bulan paling dalam Uranus.

Padahal, Ceres yang ditemukan pada 1 Januari 1801 ini adalah planet kerdil yang letaknya paling dekat dengan matahari dan menjadikan Ceres satu-satunya planet kerdil yang termasuk ke bagian dalam sistem tata surya. Ceres sendiri berada di antara Mars dan Jupiter.

“Pertanyaannya adalah dari manakah asal amonia ini? Mungkin saja berasal dari luar sistem tata surya dan bercampur dengan sabuk asteroid sehingga tersebar luas. Atau mungkin Ceres mendapatkannya di dalam sabuk asteroid itu sendiri,” ungkap William McKinnon dari Washington University.

Untuk penelitian lebih lanjut, Dawn akan terus mengorbit pada planet Ceres untuk bisa mendapatkan gambar dengan kualitas terbaik dan menelusuri asal-usul materi biru ini. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER