NASA Tangkap Dua Bulan Saturnus 'Bercumbu'

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2015 19:34 WIB
Dua bulan Saturnus yang bernama Enceladus dan Tethys tertangkap tengah 'bercumbu' alias berada dalam satu garis yang nyaris sempurna.
Dua bulan Saturnus yang bernama Enceladus dan Tethys tertangkap tengah 'bercumbu' alias berada dalam satu garis yang nyaris sempurna (Dok.NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua bulan Saturnus yang bernama Enceladus dan Tethys tertangkap tengah 'bercumbu' alias berada dalam satu garis yang nyaris sempurna.

Pesawat nirawak Cassini milik NASA memotret fenomena keduanya sedang berada dalam satu garis di atas cincin Saturnus, di mana Tethys merupakan bulan yang berada di belakang Enceladus.

Dari laporan NASA, Cassini yang memang merupakan wahana penjelajah area Saturnus kala itu sedang berada di jarak 2,09 juta kilometer dari Enceladus dan 2,5 juta kilometer dari Tethys.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tethys dan Enceladus yang kemudian dianggap 'pasangan' baru di sistem tata surya ini merupakan dua bulan misterius Saturnus yang memukau para ilmuwan.

Enceladus sendiri adalah 'dunia' penuh es dan memiliki samudera di atas sub permukaannya yang membentang di jagatnya. Kerangka esnya patah di bagian kutub selatan sehingga membuat partikel air dari lautnya muncrat ke antariksa dan menciptakan partikel cincin di sekitar Saturnus.

Mengutip situs Mashable, para ilmuwan tertarik untuk menggali lebih dalam lagi soal Enceladus yang diyakini berpotensi untuk menopang kehidupan mikroba di sistem tata surya.

Sementara Tethys yang luasnya 1.062 kilometer itu merupakan objek berkawah yang memiliki goresan-goresan aneh dari komponen yang warnanya kemerahan di permukaannya. Tim ilmuwan belum yakin kira-kira akan komponen mrah tersebut, namun kemungkinan sifatnya tidak permanen.

"Goresan merah tersebut mungkin secara geologis masih muda karena mereka memecah kawah yang lebih tua usianya, namun kami tidak tahu seberapa tua," ujar ilmuwan yang bekerja dalam pengembangan Cassini, Paul Helfenstein.

Ia melanjutkan, "jika noda tersebut hanya lapisan tipis di permukaan es Tethys, maka kemungkinan ia bisa dihapus dalam jangka waktu pendek."

Cassini yang telah mengobservasi Saturnus sejak 2004 silam dan masih memiliki waktu sekitar dua tahun lalu hingga misinya selesai padda 2017 mendatang ketika bahan bakar pesawat nirawak ini habis.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER