Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya tim ilmuwan berhasil mendeteksi gelombang gravitasi yang berdesir di antariksa. Ilmuwan Albert Einstein sejatinya telah memprediksi hal ini lebih dari 100 tahun lalu.
Setelah merilis teori relativitas lebih dari 1 abad silam, Einstein memprediksi adanya gelombang gravitasi di luar angkasa. Seakan membutuhkan waktu panjang, baru sekarang teorinya itu terbukti.
"Kami telah mendeteksi gelombang gravitasi. Kami berhasil," ungkap eksekutif direktur Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO), David Reitze di National Press Club, Washington pada Kamis (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir CNN, Reitze menjelaskan bahwa gelombang gravitasi yang berdesir di antariksa itu terbentuk oleh dua lubang hitam berdiameter 50 kilometer yang bersatu. Satu lubang hitam memiliki massa yang setara dengan 29 Matahari, sedangkan massa lubang hitam satunya setara 36 Matahari.
Tim LIGO memperkirakan, lebih dari 1 miliar tahun lalu, dua lubang hitam ini mengalami tabrakan pada setengah kecepatan cahaya. Gelombang gravitasi melewati semuanya, sehingga hasilnya pada kala itu melintasi alam semesta sebelum mencapai Bumi.
[Gambas:Video CNN]Yang jelas, gelombang gravitasi ini diakui Reitze, telah meregangkan dan memadatkan ruang di sekitar Bumi. Tim ilmuwan juga mencatat gelombang tersebut sangat kecil sehingga perlu detektor khusus agar bisa mengukur distorsi seperseribu ukuran proton demi mengamati mereka.
Tim Reitze telah melakukan observasi sejak 14 September 2015 lalu. Mereka awalnya mendengar suara seperti kicauan saat dua lubang hitam bertabrakan yang berlangsung selama seperlima detik.
Sementara fisikawan Georgia Tech yang bekerja di LIGO, Deirdre Shoemaker menjelaskan, gelombang gravitasi tidak mengeluarkan suara seperti gelombang.
Seperti apa yang 'diramalkan' Einstein, lubang hitam ibarat cawan suci dari konsep gelombang gravitasi. Namun banyak juga yang berkilah mengenai keberadaan nyata dari lubang hitam atau black hole.
"Ada banyak bukti tidak langsung mengenai keberadaan mereka (lubang hitam). Tapi kali ini kami betul-betul mendeteksi lubang hitam yang menyatu," ungkap Shoemaker.
Ia melanjutkan, "Kami tahu satu-satunya hal yang memprediksi itu adalah radiasi gravitasi yang datang dari gabungan sepasang lubang hitam. Tak ada jalan lain agar bisa melihatnya selain melalui gravitasi."
Shoemaker mengklaim, tim ilmuwan membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk meyakinkan diri mereka masing-masing bahwa yang mereka temukan adalah "benar".
"Memang perjalanan panjang, tapi ini baru permulaan. Kami sangat bersemangat menanti hasil temuan selanjutnya," tukasnya.
(adt/eno)