Jakarta, CNN Indonesia -- Ojek online yang digagas oleh Gojek begitu populer di Indonesia. Sebagai aplikasi asli buatan anak bangsa, Gojek belum memikirkan untuk mendorong laju layanan ini ke luar Tanah Air.
Bukannya tak ingin, namun menurut CEO Gojek Nadiem Makarim, layanan yang digagasnya ingin lebih melayani lebih maksimal pelanggan Indonesia terlebih dahulu.
"Ada yang tanya ke saya, kenapa tidak ekspansi ke Asia Tenggara atau negara lain. Kita bukannya tak mau berkiprah di luar negeri, namun kami ingin melayani dulu Nusantara dan memberdayakan ekonomi Indonesia juga," kata Nadiem, saat ditemui di gedung Telkomsel Smart Office, di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Nadiem, daripada capek-capek berekspansi dan berkompetisi ke luar negeri, lebih baik dia memuaskan pengguna Gojek di Indonesia terlebih dahulu.
"
Ngapain jauh-jauh ke sana. Menurut saya, di ekonomi kita seperti saat ini, potensinya jauh lebih besar. Kenapa harus capek-capek berkompetisi di sana kalau di sini saja kita belum bisa memuaskan 360 derajat," katanya.
Kendati demikian, Nadiem tak menutup mata mengenai rencana untuk berekspansi. Apalagi di masa depan Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Nadiem berujar, "betul memang (tantangan MEA), tapi itu kita masih lihat ke depannya."
Gojek, yang didirikan pada 2010 dan 'terlahir kembali' pada 2015. Gojek justru saat ini sedang banyak mengeluarkan banyak uang, terutama untuk memberi subsidi kepada mitra pengemudi dan penumpang.
Gojek masih mengandalkan pemasukan dari suntikan dana para investor, salah satunya adalah Sequoia Capital yang memberi pendanaan Seri C tahun ini.
Saat ditanya apakah Gojek akan mencari atau menerima suntikan dana lagi dari para investor. Nadiem punya jawaban sendiri.
"
I cant comment on that.
But u know, fundraising is constanthing..continues.
Soon will update apakah kita akan
raising lagi atau tidak," tegasnya.
(tyo/eno)